Geger Dunia! Tiba-tiba Xi Jinping Teleponan dengan Biden
Jakarta, CNBC Indonesia - Hal yang menggegerkan terjadi. Untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping akhirnya melakukan komunikasi langsung via telepon, Kamis (10/9/2021).
Gedung Putih menyebut Biden mendesak persaingan kedua negara tak menjadi konflik. AS ingin memastikan dinamika kedua belah pihak tetap kompetitif namun tidak mengarah ke ancaman besar.
Kebuntuan diplomatik dianggap sudah terjadi selama ini dan bisa menyebabkan bahaya. Gedung Putih menyebut pemimpin kedua negara harus mengintervensi.
"Kami menyambut persaingan yang ketat tetapi kami tidak ingin ini berubah menjadi konflik," tegas perwakilan Biden, dikutip dari AFP.
"Presiden Biden memahami pentingnya melibatkan Presiden Xi Jinping secara langsung."
Hal ini diyakini merupakan kelanjutan dari pertemuan Maret antara Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken dan pejabat tinggi China di Alaska. Namun hasil yang diharapkan tak optimal dan hanya melanjutkan ketegangan di tingkat pejabat senior.
AS menyebut China tak mau terlibat pembicaraan serius dan substansif. Sebelumnya hubungan dua negara sudah panas sejak Donald Trump menjadi presiden dan berlanjut ke masa Biden yang menjadi presiden sejak Januari.
"Tujuan kami adalah, untuk benar-benar mencapai keadaan yang stabil antara Amerika Serikat dan China," kata pejabat itu.
Sementara itu di sisi lain, kapal perang AS dan Inggris kembali melintasi Laut China Selatan (LCS). Ini pasca China memutuskan untuk memberlakukan hukum maritim terbarunya
Sejak 1 September, China memberlakukan aturan identifikasi maritim. Di mana Beijing meminta setiap kapal khusus melaporkan posisinya ketika memasuki perairan yang negeri itu klaim.
Langkah ini memicu reaksi keras dari Washington. Sebuah kapal penghancur milik Angkatan Laut Ketujuh AS, USS Benfold, berlayar di sekitar Mischief Reef, Kepulauan Spratly, Rabu (8/9/2021).
"Berdasarkan hukum internasional sebagaimana tercermin dalam Konvensi Hukum Laut, fitur seperti Mischief Reef yang tenggelam saat air pasang di negara dan terbentuk secara alami, bukan laut teritorial," bunyi pernyataan dari Armada Ketujuh sebagaimana dikutip CNN International.
Inggris juga mengirimkan kapal perang ke Asia Pasifik. Negeri Ratu Elizabeth, mengirimkan dua kapal perangnya pada Selasa (7/9/2021).
Nantinya dua kapal perang itu akan berpatroli dari Laut Bering di Utara hingga Selandia Baru. Dua kapal perang itu adalah HMS Spey and HMS Tamar.
China sendiri keras mengecam hal ini. Negeri itu menanggapi tambahan penugasan kapal-kapal ini sebagai simbol premanisme AS dan Inggris di wilayah-wilayah kedaulatannya.
(sef/sef)