
Covid-19 Terkendali! PPKM Bisa Makin Longgar, Pak Jokowi...?

Jakarta, CNBC Indonesia - Seperti yang sudah rutin dalam beberapa waktu belakangan, setiap Senin adalah hari evaluasi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Seminggu sekali, pemerintah memutuskan nasib PPKM, apakah ada pelonggaran lebih lanjut atau malah diketatkan lagi.
"Pemerintah memutuskan mulai tanggal 31 Agustus hingga 6 September 2021 sebagai berikut. Untuk wilayah Jawa Bali terdapat penambahan wilayah aglomerasi yang masuk ke Level 3 yakni Malang Raya dan Solo Raya sehingga wilayah yang masuk ke dalam Level 3 pada penerapan minggu ini adalah aglomerasi Jabodetabek, Bandung Raya, dan Surabaya Raya, Malang Raya, dan Solo Raya. Untuk Semarang Raya berhasil turun ke Level 2.
"Sehingga secara keseluruhan di Jawa-Bali ada perkembangan yang cukup baik. Level 4 dari 51 kabupaten kota menjadi 25 kabupaten kota. Level 3 dari 67 kabupaten kabupaten kota menjadi 76 kabupaten kota. Level 2 dari 10 kabupaten kota menjadi 27 kabupaten kota," terang Presiden Joko Widodo (Jokowi), pekan lalu.
PPKM adalah kebijakan yang bertujuan untuk meredam pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). PPKM memberi rambu-rambu aktivitas dan mobilitas masyarakat, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh.
Intinya, rakyat Indonesia belum bisa melakukan interaksi dan kontak antar-manusia seperti masa sebelum pandemi. Sebab, peningkatan kontak dan interaksi antar-manusia akan membuat virus corona lebih mudah menyebar, terlebih ada varian delta yang lebih menular dari sebelumnya.
Halaman Selanjutnya --> Covid-19 Kian Terkendali
Sejauh ini, bagaimana kondisi pandemi di Tanah Air? Apakah semakin terkendali?
Sepertinya demikian. Kementerian Kesehatan melaporkan, pasien positif corona di Indonesia pada 5 September 2021 bertambah 5.403 orang. Ini adalah yang terendah sejak 3 Juni 2021
Dalam seminggu terakhir, rata-rata pasien positif corona bertambah 7.884 orang per hari. Jauh menurun ketimbang rerata tujuh hari sebelumnya yaitu 13.482 orang saban harinya.
Puncak kasus positif harian terjadi pada 15 Juli 2021. Kala itu, pasien positif bertambah hingga 56.757 orang dalam sehari.
Sejak puncak itu, kasus positif sudah turun drastis. Dibandingkan posisi puncak tersebut dengan kemarin, tambahan pasien positif sudah berkurang 90,48%. Pencapaian yang patut mendapatkan apresiasi.
![]() |
Saat pasien baru berkurang, jumlah pasien yang sembuh meningkat. Per 5 September 2021, pasien sembuh bertambah 10.191 orang.
Dalam beberapa waktu terakhir, jumlah pasien sembuh selalu lebih tinggi ketimbang pasien baru. Ini membuat angka kasus aktif terus berkurang.
Kasus aktif adalah pasien yang masih dalam perawatan, baik di fasilitas kesehatan maupun mandiri. Data ini memberi gambaran seberapa berat beban yang ditanggung oleh sistem pelayanan kesehatan sebuah negara.
Per 5 September 2021, jumlah kasus aktif corona di Indonesia tercatat 155.519 orang, berkurang 5.180 orang dari hari sebelumnya. Ini adalah angka terendah sejak 22 Juni 2021.
![]() |
Halaman Selanjutnya --> Vaksinasi Kian Masif
Laju vaksinasi anti-virus corona pun semakin cepat. Per 4 September 2021, jumlah vaksin yang sudah disuntikkan ke lengan rakyat Ibu Pertiwi mencapai 104.384.321 dosis.
Indonesia jadi negara dengan jumlah vaksinasi terbanyak keenam di dunia. Di level Asia, Indonesia menempati peringkat ketiga, hanya kalah banyak dari India dan Jepang.
![]() |
DKI Jakarta menjadi provinsi dengan angka vaksinasi terbanyak. Per 4 September 2021, sudah 16.415.208 orang warga Ibu Kota sudah menerima vaksin, baik dosis pertama maupun kedua.
Khusus dosis kedua, vaksinasi penuh, sebanyak 6.339.488 orang warga Jakarta sudah mendapatkannya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah warga Jakarta berdasarkan Sensus Penduduk 2020 adalah 10.562.088 orang. Jadi sudah 60,02% warga DKI yang menerima vaksin dosis penuh.
Vaksin adalah kunci, senjata utama dalam perang menghadapi pandemi. Jika efektif, vaksin akan membentuk kekebalan tubuh untuk melawan virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut. Walaupun risiko tertular tetap ada, tetapi lebih kecil. Plus, risiko mengalami gejala berat jika tertular juga bisa ditekan.
Jadi saat semakin banyak orang yang mendapat vaksin anti-virus corona, apalagi dalam dosis penuh, maka kekhawatiran penularan akan berkurang. Warga bisa lebih tenang beraktivitas di luar rumah, meski tetap harus mematuhi protokol kesehatan (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun).
Dengan perkembangan pandemi yang sepertinya semakin terkendali. Oleh karena itu, masyarakat boleh berharap Presiden Jokowi akan lebih melonggarkan PPKM. Ini tentu akan menjadi kabar baik bagi perekonomian nasional.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Begini Kondisi Covid-19 di Indonesia, PPKM Diperpanjang?
