Politisi Malaysia Heran, Kenapa RI Bisa Tekan Angka Covid-19?
Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang politisi Malaysia mempertanyakan mengenai penanganan Covid-19 di Indonesia. Sebab, RI mampu menurunkan kasus positif Covid-19 dengan cepat dibandingkan negaranya padahal populasinya lebih sedikit.
Hal ini disampaikan oleh pemimpin Partai Aksi Demokratik (DAP) Lim Kit Siang kepada Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin.
Menurutnya, saat kasus Indonesia menurun signifikan di Malaysia malah mencatatkan rata-rata kasus harian sebanyak 20.000 selama 4 minggu ini.
"Bisakah menteri kesehatan yang baru, Khairy Jamaluddin, menjelaskan mengapa selama 16 hari berturut-turut, Indonesia telah mengurangi kasus baru Covid-19 hariannya menjadi kurang dari Malaysia bahkan kurang dari setengah seperti kemarin 8.955 kasus menjadi 20.988 kasus Malaysia?" kata Lim, dikutip dari Malaymail, Minggu (5/9/2021).
"Ini bukan mencari-cari kesalahan tetapi mencari cara untuk meningkatkan penanganan kita terhadap pandemi Covid-19 sehingga memenangkan perang melawannya," tambah pemimpin DAP itu.
Ia mengatakan, Malaysia saat ini adalah salah satu negara dengan kinerja terburuk di dunia dalam hal respons Covid-19 tahun ini.
Dari data Our World in Data yang diterbitkan 1 September 2021, Kasus baru negara per satu juta orang sekarang 572,43 dibandingkan dengan Indonesia 37,40, Filipina 126,95 dan Myanmar 61,27.
Malaysia juga menduduki puncak angka kematian Covid-19 di kawasan itu, dengan 8,48 per juta orang. Vietnam berada di urutan kedua dengan 8,19 sementara kematian harian per satu juta orang di Indonesia adalah 2,36, menurut situs web yang sama.
"Pada laju infeksi dan kematian saat ini, kami akan menembus angka 1,8 juta untuk total kumulatif kasus Covid-19 hari ini," kata Lim.
Saat ini, di tengah masih 'meledaknya' kasus Covid-19, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Malaysia malah menyatakan bahwa pemerintah bersiap untuk transisi dari pandemi Covid-19 ke fase endemi.
Sebab itu, Kemenkes memastikan pembukaan kembali sektor usaha akan dilakukan secara hati-hati.
Menteri Kesehatan Khairy Jamaluddin mengatakan dalam 2 bulan ke depan atau November, warga Malaysia akan menyesuaikan diri dengan pola pikir baru yakni "hidup dengan virus" yang akan dipantau oleh pemerintah.
"Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk membuka diri secara bertanggung jawab dan aman. Begitu kita mencapai fase endemi, lebih banyak sektor usaha akan terbuka sepenuhnya," katanya, dikutip The Star, Minggu (5/9).
Dari sisi data Covid-19, The Star mencatat, Malaysia membukukan penambahan 19.057 infeksi baru Covid-19 pada Sabtu kemarin (4/9), sehingga jumlah total kasus di negara itu sejak pandemi mulai yakni mencapai 1.824.439.
Direktur Jenderal Kesehatan Tan Sri Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan Selangor masih melaporkan infeksi baru terbanyak dengan 3.775 kasus.
Hanya tiga daerah yang melaporkan kurang dari 100 infeksi pada hari Sabtu - Perlis dengan 99, Putrajaya (18) dan Labuan (9).
Data Worldometers mengungkapkan, kasus total Malaysia mencapai 1.824.439 orang, setelah ada penambahan kasus baru 19.057. Jumlah kematian total di Malaysia mencapai 17.883 orang, dan kasus kematian baru per Sabtu kemarin sebanyak 362 orang.
Adapun total kesembuhan mencapai 1.550.254, kasus sembuh harian bertambah 21.582, sementara kasus aktif sebanyak 256.302.
Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada Sabtu kemarin hingga pukul 12.00 WIB, kasus Covid-19 di Indonesia terjadi penambahan sebanyak 6.727 orang. Jumlah ini menurun dibandingkan tambahan kasus per Jumat (3/9/2021) yang tercatat sebanyak 7.797 kasus.
Dengan demikian, total kasus Covid-19 di Indonesia tercatat mencapai 4.123.617 kasus sejak awal pandemi 1 Maret 2020 lalu.
Selain itu, kasus sembuh juga kembali bertambah 13.806 orang, sehingga totalnya menjadi 3.827.449 kasus sembuh. Sementara itu, kasus kematian bertambah 539 orang, sehingga totalnya menjadi 135.469 orang meninggal gegara Covid-19 di Tanah Air.
Dengan pertambahan yang terjadi pada Sabtu kemarin maka kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 160.699 kasus, menurun dibandingkan kemarin 168.317 kasus.
(tas/tas)