Hiii, Ngeri! Ekonomi Dunia Bersiap Nyungsep Lagi...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 September 2021 10:34
Calon pembeli melihat mobil baru di Showroom Suzuki di Kawasan Gading Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (16/2/2021). Pemerintah memutuskan untuk memberikan insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) atau pajak 0%. Insentif tersebut terbagi menjadi tiga tahap yang akan dievaluasi per tiga bulan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Calon pembeli melihat mobil baru di Showroom Suzuki di Kawasan Gading Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (16/2/2021). Pemerintah memutuskan untuk memberikan insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) atau pajak 0%. Insentif tersebut terbagi menjadi tiga tahap yang akan dievaluasi per tiga bulan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Penurunan penjualan mobil adalah salah satu contoh pemulihan ekonomi yang tertahan akibat penyebaran virus corona varian delta. Sejumlah lembaga menilai virus corona varian delta akan menjadi ancaman serius bagi prospek pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat di seluruh negara.

Fitch Solutions memperkirakan ekonom negara-negara berkembang Asia tumbuh 7,8% sepanjang 2021. Namun laju pertumbuhan yang kencang ini lebih disebabkan oleh efek basis yang rendah (low-base effect) dari 2020.

"Risiko bagi pertumbuhan ekonomi meningkat karena penyebaran virus corona varian delta yang jauh lebih mudah menular dari sebelumnya. Virus corona varian delta menyebabkan banyak negara kembali menerapkan karantina wilayah (lockdown) dan menunda pembukaan perbatasan.

"Hingga kuartal II-2021, mayoritas negara berkembang Asia memang sudah kembali ke tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) 2019, sebelum pandemi. Namun masih ada yang tertinggal seperti Filipina dan Thailand," papar riset Fitch Solutions.

growthSumber: Fitch Solutions

Hal senada dinyatakan oleh Citi. Dalam riset terbarunya berjudul Sentiment Beyond Peak Optimism, Citi menilai berbagai data memberi konfirmasi bahwa laju pemulihan ekonomi dunia mulai tertahan. Salah satunya ya penjualan mobil tadi.

"Berbagai data menunjukkan perlambatan, sentimen mulai berbalik negatif dan semakin kuat. Konsumen maupun dunia usaha merasa pemulihan ekonomi yang sempat terjadi sudah mencapai puncak.

"Ke depan, sepertinya permintaan dan pasokan akan mengalami ketidakseimbangan. Permintaan akan melambat, dan di sisi lain dunia usaha direpotkan oleh gangguan produksi dan distribusi yang menyebabkan kenaikan harga. Ini akan membuat daya beli konsumen semakin tertekan," papar riset Citi.

growthSumber: Citi

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular