Manufaktur RI Catatkan Prestasi, Jadi yang Terbaik di Dunia!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 September 2021 12:30
Dihantam Kain Impor, Industri TPT Usulkan Safeguard Garmen
Foto: Ilustrasi Garmen (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Apa boleh buat, saat virus corona (apalagi dengan kehadiran varian delta yang lebih menular ketimbang sebelumnya) mengancam nyawa umat manusia, kegiatan ekonomi harus mengalah. Berbagai negara memberlakukan pengetatan pembatasan aktivitas dan mobilitas warga agar virus corona tidak semakin menyebar.

Di Indonesia, kebijakan ini diberi nama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Pada awal Juli 2021, PPKM Darurat yang amat ketat sempat membuat aktivitas manufaktur terganggu. Pekerja tidak bisa datang ke pabrik, karena terhalang penyekatan yang dilakukan aparat keamanan.

Saat ini PPKM sudah dilonggarkan secara bertahap. Namun masih ada sejumlah pembatasan yang bisa menganggu distribusi dan rantai pasok.

Ini yang membuat aktivitas manufaktur Indonesia masih di zona kontraksi. Pada Agustus 2021, skor PMI manufaktur Indonesia adalah 43,7. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 40,1, tetapi masih cukup jauh dari ambang batas 50.

pmi

"Gangguan Covid-19 berlanjut terhadap perekonomian Indonesia dan membebani sektor manufaktur selama dua bulan berturut-turut. Meskipun begitu, dengan gelombang kedua Covid-19 yang sudah melewati puncak, penurunan produksi dan permintaan perlahan mereda," sebut keterangan tertulis IHS Markit.

Akan tetapi, dunia usaha tetap menilai pandemi Covid-19 dan PPKM masih menjadi beban. Beban itu terjadi di dua sisi sekaligus, produksi dan permintaan.

"Walau tingkat penurunan produksi dan permintaan baru melandai dibandingkan Juli, tetapi masih tergolong tajam. Ini menyebabkan perusahaan tetap waspada dengan tingkat ketenagakerjaan. Kondisi ini, ditambah dengan absen kerja karena Covid-19, menyebabkan rekor akumulasi penumpukan pekerjaan paling tajam," lanjut keterangan IHS Markit.

Jingyi Pan, Economics Associate Director IHS Markit, mengatakan sektor manufaktur Indonesia terus terdampak oleh gelombang kedua Covid-19. Namun kabar baiknya, semua tampak membaik dibandingkan Juli sejalan dengan menurunnya kasus Covid-19 di Indonesia. Hal ini terlihat dari melandainya tingkat penurunan permintaan dan output dibandingkan bulan Juli.

"Pada saat yang sama, kita telah melihat kepercayaan dunia usaha di Indonesia menurun dibandingkan Juli meskipun gelombang Covid-19 mereda. Akuisisi inventaris pra-produksi dan kondisi ketenagakerjaan juga menurun," sebut Pan.

Halaman Selanjutnya --> Indonesia Masih Bisa Berprestasi

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular