Akhirnya! Tambahan Kasus Baru Corona Malaysia di Bawah 20.000

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
30 August 2021 18:40
Motorists wearing face masks wait in front of the Twin Towers during the first day of Full Movement Control Order (MCO) in Kuala Lumpur, Malaysia, Tuesday, June 1, 2021. Malls and most businesses in Malaysia shuttered Tuesday as the country began its second near total coronavirus lockdown to tackle a worsening pandemic that has put its healthcare system on the verge of collapse. (AP Photo/Vincent Thian)
Foto: Suasana Kuala Lumpur di tengah pandemi Covid-19 (AP/Vincent Thian)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Malaysia melaporkan tambahan 19.268 kasus baru Covid-19 per Senin (30/8/2021). Tambahan ini jauh di bawah rekor beberapa hari terakhir, di mana terjadi kenaikan di atas 20 ribu kasus.

The Vibes melaporkan wilayah Selangor memimpin dengan tambahan 3.567 kasus, diikuti Sabah (2,310), Johor (2,265), Kedah (2,084), Sarawak (2,028), Penang (1,780), Kelantan (1,308), Perak (1,144), Pahang (788), Kuala Lumpur (672), Terengganu (544), Melaka (395), Negri Sembilan (269), Perlis (71), Putrajaya (41), and Labuan (2).

Per Agustus, tercatat 35.517 kasus Covid-19 baru di Sarawak. Hal itu menandai peningkatan 224% dibandingkan posisi Juli. Sebagian besar lonjakan kasus dipicu karena penularan virus corona varian Delta.



Direktur Departemen Kesehatan Sarawak, Datuk Dr Mohamed Sapian Mohamed mengatakan rumah sakit di negara bagian itu akan kembali mencapai tingkat kritis karena lonjakan kasus harian baru selama 12 hari terakhir.

"Kami sekarang berencana untuk segera membuka 10 pusat isolasi, karantina, dan perawatan di luar rumah sakit pemerintah untuk memenuhi peningkatan kasus. Kami sudah memiliki 45 pusat seperti itu dengan lebih dari 8.500 tempat tidur. Tetapi itu tidak akan cukup untuk memenuhi jumlah harian pasien yang dirawat," katanya.

Lebih lanjut, Mohamed Sapian mengatakan adanya kekhawatiran karena setidaknya 30% dari kasus baru melibatkan mereka yang berusia di bawah 18 tahun yang tidak divaksinasi.

"Mereka yang divaksinasi cenderung tidak mengalami gejala yang parah, tetapi yang tidak divaksinasi terkena masalah kesehatan yang lebih serius," pungkasnya.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Malaysia Bakal Longgarkan Lagi Aturan Covid, Lepas Masker?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular