
Jreng! Militer China & Pentagon Bicara 'Empat Mata', Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang pejabat senior Pentagon dikabarkan mengadakan pembicaraan dengan militer China. Ini menjadi pertemuan pertama Amerika Serikat (AS) dan China sejak Presiden Joe Biden menjabat.
Seorang pejabat AS, dengan syarat anonim, mengatakan kepada Reuters jika pertemuan tersebut fokus pada pengelolaan risiko antara kedua negara. Komunikasi dilakukan via telepon.
"(Mereka) menggunakan Tautan Telepon Pertahanan AS-RRT untuk melakukan konferensi video yang aman," kata pejabat AS tersebut, Jumat (27/8/2021).
"Kedua belah pihak sepakat tentang pentingnya menjaga saluran komunikasi terbuka antara kedua militer."
Terlepas dari ketegangan dan retorika yang memanas antara kedua negara, para pejabat militer AS sudah lama berusaha untuk membuka jalur komunikasi tdengan rekan-rekan China. Ini untuk mengurangi potensi gejolak atau menangani kecelakaan apa pun.
Pejabat itu sendiri kemungkinan merujuk ke Wakil Asisten Menteri Pertahanan untuk China, Michael Chase. Ia disebut berbicara dengan Mayor Jenderal China Huang Xueping, Wakil Direktur Kantor Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) untuk Kerjasama Militer Internasional.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin sendiri, belum berbicara dengan mitranya dari China. Ini sebagian karena ada perdebatan tentang pejabat China mana yang menjadi mitra Austin.
Laporan ini muncul kala ketegangan kedua negara memuncak pasca kunjungan Wakil Presiden AS Kamala Harris ke Singapura dan Vietnam. Harris mengatakan bahwa AS menyambut baik persaingan dan tidak mencari konflik dengan China namun negeri itu tetap akan berbicara tentang isu-isu seperti sengketa maritim di Laut China Selatan (LCS).
China, Vietnam, Brunei, Malaysia, Filipina, dan Taiwan mengklaim sebagian Laut China Selatan, yang dilintasi oleh jalur pelayaran vital dan berisi ladang gas serta daerah penangkapan ikan yang kaya sumber daya alam.
Sebelumnya AS selalu bertentangan terhadap China di jantung kebijakan keamanan nasionalnya selama bertahun-tahun. Pemerintahan Biden juga menggambarkan persaingan dengan China sebagai "ujian geopolitik terbesar" abad ini.
Biden juga meningkatkan sanksi terhadap China atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang dan Hong Kong. Dua ekonomi terbesar dunia bentrok di soal penerbangan di mana pekan lalu AS menjatuhkan sanksi ke maskapai China, setelah hal serupa dilakukan Beijing karena isu corona.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Militer China Tiba-Tiba 'Panas' ke AS, Ada Apa?
