Sarasehan 100 Ekonom

Ekonomi RI Tumbuh, Kok Setoran Pajak Seret?

News - Cantika AP Noveria, CNBC Indonesia
26 August 2021 11:57
Paparan Badan Kebijakan Fiskal RI,  Febrio Kacaribu di acara sarasehan 100 ekonom (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Foto: Paparan Badan Kebijakan Fiskal RI, Febrio Kacaribu di acara sarasehan 100 ekonom (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebelum pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), ekonomi Indonesia mampu tumbuh tinggi. Namun sayang, pertumbuhan ekonomi itu tidak dibarengi dengan peningkatan penerimaan pajak.

"Selama 20 tahun terakhir, tax ratio turun. Padahal selama 20 tahun terakhir, beberapa tahun terakhir pertumbuhan ekonomi di atas 5%. Biasanya pendapatan per kapita diikuti dengan kenaikan tax ratio. Di kita nggak," ungkap Febrio Nathan Kacaribu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Kamis (26/8/2021).

Menurut Febrio, setidaknya ada dua penyebab. Satu, terkait kebijakan perpajakan.

"Sektor satu dengan yang lain sudah adil belum pemajakannya? Di situ kita lihat masih ada yang perlu kita perbaiki," tegas Febrio.

Faktor kedua, tambah Febrio, adalah administrasi perpajakan. Masyarakat dan dunia usaha masih sulit mengisi laporan perpajakan.

"Sulit sekali untuk mengisi SPT (Surat Pemberitahuan Tahunan) pajak. Namun di negara-negara maju juga masih ada complaint hal yang sama," ujar Febrio.

Untuk memperbaiki faktor pertama, Ditjen Pajak harus memiliki basis data yang kuat. Data uang baik akan mendukung kebijakan agar lebih efektif.

Sementara untuk faktor kedua, harus dibangun kebanggaan dalam membayar pajak. Selain itu, masyarakat dan dunia usaha juga harus melihat pemanfaatan uang pajak yang nyata agar terbangun kesadaran membayar pajak.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Siap-siap Barang & Jasa Ini Makin Mahal, Pajak Naik!


(aji/aji)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading