Mati Bergelimpangan, Fenomena Spa & Panti Pijat di DKI Hancur
Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor bisnis hiburan dan rekreasi sejenisnya menjadi salah satu yang paling terkena parah pandemi Covid-19. Ketika banyak sektor lain sudah mulai beroperasi. Misalnya bisnis seperti spa & massage belum juga mendapatkan lampu hijau untuk kembali dibuka khususnya di DKI Jakarta.
Setelah satu setengah tahun pandemi, banyak spa & massage dan bisnis hiburan yang akhirnya mati bertumbangan. Aset-aset usaha seperti gerai pun banyak yang dijual atau diobral.
"Spa massage kondisinya bukan memprihatinkan tapi sudah mati, banyak yang nggak bayar sewa dan lain-lain. Kalaupun dibuka, nggak semua bisa. Kemarin laporan pengusaha banyak yang sudah hancur. Untuk buka kan butuh modal besar," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Hiburan Jakarta (Asphija) Hana Suryani kepada CNBC Indonesia.
DKI Jakarta Belum Buka
Berdasarkan data tahun lalu, sudah ada 19.000 pekerja hiburan hingga spa & massage dirumahkan dan diputus hubungan kerja, tapi totalnya ada 80.000 pekerja yang terdampak langsung. Saat ini jumlahnya bisa jadi lebih banyak.
"Industri saya dari yang lalu-lalu kita siap, kita selalu siap, cuma masalahnya pemerintah gimana. Karena kalo ngomongin Industri saya (hiburan) semua sudah buka di Indonesia kecuali Jakarta. Ada 72 Kota sudah buka, Jakarta doang nggak buka," sebut Hana.
Bahkan pas setahun lalu yakni di Juli 2020, sekitar 1000 pekerja dan pengusaha spa, karaoke, dan lainnya melancarkan demo ke kantor Anies Baswedan. Mereka meminta Gubernur untuk memberikan izin membuka kembali operasional. Namun, pertemuan tersebut nyatanya tidak banyak membuahkan hasil, karena spa & massage masih tutup hingga kini.
(hoi/hoi)