Internasional

Covid Malaysia Masih 'Meledak', Lebih Tinggi dari RI

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
25 August 2021 17:20
Flags fly at the Malaysia National Palace in Kuala Lumpur, Malaysia, Thursday, Jan. 24, 2019. King Sultan Muhammad V shocked the nation by announcing his abdication in January 2019, days after returning from two months of medical leave. The 49-year-old sultan from eastern Kelantan state only reigned for two years as Malaysia's 15th king and didn't give any reason for quitting. Sultan Abdullah Azlan Shah succeeded his ailing 88-year-old father on Jan. 15, in a move seen as paving the way for him to become the next king. (AP Photo/Vincent Thian)
Foto: Istana Raja Malaysia (AP Photo/Vincent Thian)

Jakarta, CNBC Indonesia - Malaysia kembali melaporkan ledakan infeksi Covid-19. Pada Rabu (25/8/2021) negara itu melaporkan 22.642 kasus baru corona dalam 24 jam terakhir.

Namun, angka ini masih lebih rendah dari rekor pekan lalu di mana Malaysia melaporkan23.564 kasus. Hal ini membuat jumlah kasus aktif di negara itu berada di atas level 260 ribu.

Saat ini ada total 1.593.602 kasus Covid-19 di Malaysia. Ada total 14.553 warga meninggal dan 1.316.336 sembuh.

Sementara itu, analis politik James Chai yang berbasis di Kuala Lumpur, memberikan analisisnya kenapa kasus Covid-19 di Malaysia terus mencetak rekor. Padahal pemerintah terus berupaya pmenekan kasus.

Dalam artikel opininya yang dimuat AlJazeera, "Malaysia: From Covid role model to a mini-India", ia memuat pengamatannya terkait kasus di negeri itu.

"Setahun yang lalu, Malaysia merayakan diri sebagai negara dengan transmisi lokal Covid-19 mencapai nol selama beberapa hari, meraih banyak pujian dari para ahli asing, akademisi, dan organisasi seperti WHO," katanya.

"Ini adalah pembalikan nasib yang dramatis bagi sebuah negara yang pernah dianggap sebagai panutan dalam menangani pandemi."

Kepercayaan diri pemerintah membuatnya meloloskan pemilihan umum (Pemilu) di seluruh wilayah, termasuk di wilayah bagian termiskin Malaysia, Sabah. Ini, ujarnya, menjadi awal kenaikan kasus.

Akses mobilitas antar negara bagian juga yang masih dibuka. Ia menggarisbawahi ini membuat publik merasa penguncian dilakukan setengah hati dan tidak ilmiah.

Selain itu,kedaruratan kesehatan tahun 2021 di Malaysia juga terjadi lantaran tidak adanya kesatuan rantai komando di pemerintahan. Sebelumnya kursi Perdana Menteri Malaysia ditempati Muhyiddin Yassin sebelum digantikan Ismail Sabri Yaakob.

Sementara Indonesia sendiri mencatat 18.671 kasus baru, hari ini. Sehingga total kasus menjadi 4.026.387.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Malaysia Bakal Longgarkan Lagi Aturan Covid, Lepas Masker?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular