Tumbuh 7%, Sri Mulyani: Ini Bukan Jaminan Ekonomi RI Pulih!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Rabu, 25/08/2021 11:38 WIB
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani Saat Konfrensi Pers Mengenai Pemerintah & Bank Indonesia Perkuat Kerja Sama dlm Pembiayaan Sektor Kesehatan & Kemanusiaan (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi pada Kuartal II-2021 yang tumbuh 7,07% (year on year/yoy) bukan jaminan ekonomi Indonesia akan pulih.

Hal tersebut disampaikan oleh Sri Mulyani saat menjadi keynote speaker pada acara Annual Islamic Finance Conference (The AIFC) yang diselenggarakan secara virtual, Rabu (25/8/2021).

"Alhamdulillah saat ini kita melihat tanda-tanda pemulihan, tapi ini masih terlalu dini untuk mengatakan (ekonomi akan pulih)," ujarnya.


Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi pada Kuartal II-2021 tumbuh 7,07% secara tahunan (yoy). Capaian ini merupakan pertumbuhan tertinggi sejak 17 tahun yang lalu.

"Tapi ini bukan jaminan ekonomi akan pulih dan rebound. Kita harus terus mengkalibrasi ulang dan merumuskan kembali kebijakan agar dapat terus melindungi masyarakat dari Covid-19," ujar Sri Mulyani lagi.

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, ekonomi masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi. Porsi kedua komponen itu bahkan mencapai 84,93%.

Konsumsi rumah tangga pada kuartal II -2021 ini tumbuh 5,93% (yoy) karena masyarakat mulai yakin untuk melakukan aktivitas konsumsi.

Selain itu, Sri Mulyani merinci, grup investasi turun 7,5% (yoy) dan juga adanya peningkatan ekspor hingga pemulihan ekonomi global. Namun, sekali lagi, kata Sri Mulyani ini bukan jaminan ekonomi akan pulih.

"Ini semua adalah data yang sangat baik, menunjukkan adanya pemulihan yang terjadi. Tapi ini masih sangat awal dan perlu terus dipelihara dan diakselerasi," jelas Sri Mulyani.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: APBN Mei 2025 Defisit Rp 21T, Menkeu Klaim Masih Kecil