Corona di DKI Jinak, Anies: Tangani Covid-19 Jangan Kosmetik!

Ratu Rina, CNBC Indonesia
22 August 2021 16:15
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan bersama Wagub Provinai DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, serta seluruh Jajaran Pemprov DKI Jakarta meninjau langsung ketinggian air dan menggelar rapat koordinasi di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Sabtu (20/2) pagi. (Dok.Pemprov DKI)
Foto: Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan bersama Wagub Provinai DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, serta seluruh Jajaran Pemprov DKI Jakarta meninjau langsung ketinggian air dan menggelar rapat koordinasi di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Sabtu (20/2) pagi. (Dok.Pemprov DKI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan dalam penanganan pandemi Covid-19 khususnya di DKI Jakarta harus dilakukan dengan kerja-kerja otentik, bukan dengan pencitraan semata. Hal ini disampaikan dalam webinar Peran Masjid di Tengah Pandemi Covid-19 yang digelar Partai Gelora secara virtual.

"Saya sering bilang, menangani Covid-19 itu jangan (pakai) kosmetik, jangan pakai touch up. Kalau kerja menangani pandemi begini itu pakai kerja-kerja otentik," kata Anies, seperti dikutip di CNN Indonesia pada Minggu (22/8/2021).

Menurut Anies, sebelumnya Pemprov DKI Jakarta telah memprediksi pandemi Covid-19 saat ini akan berlangsung lama. Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta membangun organisasi Puskesmas yang bekerja untuk mendistribusikan logistik penanganan Covid-19.

Dalam organisasi ini, pihak Puskesmas berkoordinasi dengan rumah sakit daerah. Selain itu, pihaknya juga membangun manajemen distribusi, informasi dan pengelolaan data. Sehingga ketika akhirnya vaksin Covid-19 datang ke Tanah Air, maka akan sejalan mengikuti sistem distribusi yang telah dibangun selama ini.

Upaya tersebut menjadi salah satu faktor tingkat vaksinasi DKI Jakarta saat ini telah mencapai angka 103 persen. "Jakarta vaksin 2 juta, 10 hari selesai," ujar Anies.

Anies menjelaskan, sistem ini tidak terlihat dan tidak bisa difoto, sehingga, sistem tersebut tidak bisa dicitrakan. Sebaliknya, hasil kerja penanganan pandemi di DKI Jakarta bisa dilihat dari data penanganan Covid-19.

"Tidak bisa pakai foto, tidak bisa atraksi. Virusnya tidak bisa difoto, sembuhnya juga nggak bisa tapi pakai grafik. Jadi bangun sistem, bangun data yang benar. Nanti akan terlihat penanganannya benar apa tidak," jelas Anies.

Ia bilang target penanganan Covid-19 tidak tercapai berdasarkan laporan data yang ada, artinya sistemnya tidak berjalan.

"Lagi-lagi kalau kita membangun sistem nggak bisa dicitrakan, nggak bisa pake kosmetik," papar Anies.

Kasus Covid-19 di Jakarta memang terus makin jinak. Dari kasus aktif Covid-19 di DKI Jakarta atau pasien yang membutuhkan perawatan sebanyak 8.788 orang. Kementerian Kesehatan mencatat, Sabtu (21/08/2021), ada 891 kasus baru di ibu kota, sehingga totalnya 845.229 orang. Padahal pada medio Juli 2021, kasus aktif Jakarta bisa mencapai 100 ribu kasus lebih.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anies Bergeming Revisi UMP 2022, Pengusaha Ngadu ke DPRD DKI!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular