Covid-19 (Katanya) Terkendali, Harga Sembako Mulai Naik?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
Sabtu, 21/08/2021 13:01 WIB
Ilustrasi Pasar Tradisional (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Laju inflasi Indonesia masih lambat, menandakan permintaan yang lesu. Terbatasnya aktivitas dan mobilitas masyarakat menyebabkan permintaan masih terbatas.

Bank Indonesia (BI) dalam Survei Pemantauan Harga hingga pekan III memperkirakan inflasi pada Agustus 2021 sebesar 0,04% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Jika terwujud, maka terjadi perlambatan dibandingkan inflasi Juli 2021 yang sebesar 0,08% mtm. Sementara inflasi tahun kalender (year-to-date/ytd) menjadi 0,85% dan inflasi tahunan (year-on-year/yoy) adalah 1,6%.

"Penyumbang utama inflasi Agustus 2021 sampai dengan minggu ketiga yaitu komoditas minyak goreng sebesar 0,03% (mtm), tomat sebesar 0,02% (mtm), telur ayam ras dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain cabai rawit sebesar -0,05% (mtm), cabai merah sebesar -0,02% (mtm), kangkung, bayam, sawi hijau, kacang panjang, jeruk, emas perhiasan dan angkutan antarkota masing-masing sebesar -0,01% (mtm)," sebut keterangan BI.


Bagaimana dengan harga kebutuhan pokok lainnya?

Mengutip catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), rata-rata harga beras medium secara nasional adalah Rp 11.650/kg per 20 Agustus 2021. Turun 0,43% dibandingkan sebulan sebelumnya.

Sementara harga daging ayam ras per 20 Agustus 2021 adalah Rp 32.000/kg. Turun 5,46% dari posisi sebulan sebelumnya.


(aji/aji)
Pages