Biden Ogah Disalahkan Soal Kekacauan Afghanistan
Jakarta, CNBC Indonesia - Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden menarik pasukan militer AS dari Afghanistan diduga menjadi alasan kuat Taliban bangkit dan menimbulkan kekacauan. Namun Biden menolak untuk disalahkan.
Mengutip Reuters, Sabtu (21/8/2021) Biden menegaskan bahwa keputusannya menarik seluruh pasukannya dari Afghanistan adalah untuk menghentikan peperangan. Ia mengaku ikut terkejut dengan serangan mendadak dari Taliban yang begitu cepat mengambil alih Afghanistan.
Strategi ini didasarkan pada jajak pendapat internal dan publik yang menunjukkan penarikan Afghanistan sejauh ini merupakan keputusan paling tepat yang telah ia dibuat, meskipun masalah itu tidak sentral bagi sebagian besar pemilih.
"Opini publik sangat jelas bahwa orang Amerika ingin keluar dari perang yang sedang berlangsung dan tidak ingin masuk kembali. Itu benar hari ini dan itu akan menjadi kenyataan dalam enam bulan. Ini bukan tentang tidak peduli atau berempati tentang apa yang terjadi di sana, tetapi mengkhawatirkan apa yang terjadi di Amerika," kata salah satu sekutu Biden.
Tak pelak, hal ini menyebabkan Biden harus menghadapi hujanan kritik lantaran keputusannya untuk menarik pasukan dari Afghanistan. Ia juga telah menghadapi kritik bahkan dari beberapa rekan dari Demokrat karena penanganannya terhadap masalah ini.
Namun para pejabat Gedung Putih yakin kengerian Amerika muncul setelah melihat kekacauan di Kabul yang terjadi di bandara Kabul. Ribuan warga Afghanistan yang berputus asa berlomba-lomba untuk meninggalkan negara itu di tengah Taliban yang kian gencar menguasai pemerintahan.
Para warga Afghanistan yang takut dibunuh oleh Taliban akan berubah menjadi dukungan bagi keputusan Presiden Joe Biden untuk menarik pasukan dari negara setelah 20 tahun berperang melawan Taliban.
Mereka berharap kisah Afghanistan surut dari berita utama, dan digantikan oleh berita melonjaknya kasus Covid-19, pemulihan ekonomi dan masalah lainnya, kata orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Para staf Biden mengasah poin pembicaraan minggu lalu untuk digunakan bahkan dalam skenario terburuk penarikan pasukan, beberapa di antaranya telah terjadi, termasuk menekankan bahwa meninggalkan Afghanistan adalah keputusan yang tepat.
"Gagasan bahwa entah bagaimana, ada cara untuk keluar tanpa kekacauan yang terjadi, saya tidak tahu bagaimana itu bisa terjadi. Tidak ada waktu yang baik untuk meninggalkan Afghanistan. Pilihan dasarnya adalah apakah saya akan mengirim putra dan putri Anda ke perang di Afghanistan untuk selama-lamanya?," kata Biden kepada ABC News beberapa waktu lalu.
Dalam beberapa hari terakhir, Biden juga menyalahkan militer Afghanistan karena gagal berperang, mencela pemerintah Afghanistan yang sekarang digulingkan dan menyatakan bahwa ia mewarisi perjanjian penarikan yang buruk dari pendahulunya mantan presiden AS Donald Trump yang menguntungkan Taliban.
(mij/mij)