Internasional

Awas Afghanistan Perang, Protes Anti Taliban Di mana-mana

Se, CNBC Indonesia
Jumat, 20/08/2021 06:48 WIB
Foto: Demonstran memegang bendera Afghanistan, selama protes di Parliament Square, London, Rabu, 18 Agustus 2021. Pemerintah Inggris mengatakan pihaknya berencana untuk menerima 5.000 pengungsi Afghanistan tahun ini, terutama wanita dan anak-anak, sebagai tanggapan atas perebutan kekuasaan oleh Taliban. (AP Photo/Alberto Pezzali)

Jakarta, CNBC Indonesia - Protes terjadi di Afghanistan. Pengunjuk rasa yang menentang Taliban mengibarkan bendera Afghanistan di demonstrasi yang tersebar di beberapa titik.

Ini terjadi tepat di hari kemerdekaan Afghanistan Kamis (19/8/2021). Di Kabul, ratusan orang turun ke jalan dan mengibarkan bendera hitam, merah, hijau dan meneriakkan "selamat ulang tahun kemerdekaan Afghanistan".


"Bendera kami identitas kami," kata seorang pendemo dikutip dari Reuters, Jumat (20/7/2021).

Hal senada juga terlihat di beberapa tempat lain. Namun lebih ekstrem di mana beberapa pendemo merobek bendera Taliban

 "Tuntutan saya ke masyarakat internasional, Dewan Keamanan (PBB), adalah agar mereka mengalihkan perhatian mereka ke Afghanistan dan tidak membiarkan pencapaian 20 tahun disia-siakan," kata seorang pengunjuk rasa dikutip AFP.

Protes juga berkobar di kota Jalalabad di provinsi Paktia. Salah satunya di lapangan Pastunistan dan distrik Daronta.

Massa menolak pemasangan bendera Taliban berwarna hitam putih dan hendak memasang bendera Afghanistan. Di Lapangan Pastunistan, dalam sebuah video viral, terlihat bagaimana massa berhamburan saat tembakan terdengar di persimpangan jalan.

Penembakan juga dikabarkan terjadi di Daronta saat sekelompok orang beraksi menurunkan bendera Taliban. Dilaporkan sedikitnya tiga orang tewas dan 12 orang luka-luka.

Meski tak ada pertempuran besar melawan Taliban di Afghanistan, situasi tegang terjadi di negara itu. Menurut Aljazeera, bukan hanya di Jalalabad, protes juga sudah menyebar ke provinsi lain.

Sementara itu, putra pejuang terkemuka anti-Taliban di negeri itu, Ahmad Massoud, mendeklarasikan "perang" melawan Afghanistan. Ia menegaskan siap mengikuti jejak sang ayah Ahmed Shah Massoud, untuk melawan Taliban.

"Tetapi kami membutuhkan banyak senjata, lebih banyak amunisi dan persediaan," tegasnya seraya menginstruksikan bantuan dari asing.

Wakil Presiden pertama Afghanistan, Amrullah Saleh, juga mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara yang sah. Ini setelah Presiden Ashraf Ghani melarikan diri ke luar negeri.

"Salam mereka yang membawa bendera nasional dan dengan demikian membela martabat bangsa," tegasnya melawan Taliban.

Di sisi lain, pemimpin Taliban berulang kali bersumpah tidak akan membalas dendam kepada lawan-lawan mereka. Mereka juga menegaskan Taliban baru akan lebih toleran.

Namun sebuah dokumen PBB yang dimuat konsultan, melaporkan hal berbeda. Di mana Taliban telah melakukan "kunjungan dari pintu ke pintu yang ditagret" untuk mencari orang-orang yang ingin mereka tangkap.

Taliban juga menyaring individu yang bergerak menuju bandara internasional Kabul untuk ikut evakuasi AS. Mereka bahkan mendirikan pos pemeriksaan di kota-kota besar.

AS menggulingkan rezim Taliban di 2001 setelah serangan 11 September di New York dan Washington. Taliban yang berkuasa dari tahun 1990, diduga terkait jaringan teroris Al-Qaeda pimpinan Osama Bin Laden.

Sejak itu Taliban terdepak dari Afghanistan. Namun pasca keputusan AS untuk meninggalkan negeri di 31 Agustus nanti, Taliban semakin kuat.

 


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Industri Genset Terimbas Efisiensi, Pelaku Usaha Berharap Ini