Sederet Negara yang Bikin Untung & Buntung Neraca Dagang RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, neraca perdagangan tanah air pada Juli 2021 mengalami surplus sebesar US$ 2,59 miliar. Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan nilai surplus pada Juni 2021 yang sebesar US$ 1,32 miliar.
Kepala BPS Margo Yuwono menerangkan, terdapat peningkatan dan penurunan terbesar ekspor nonmigas ke beberapa negara tujuan pada Juli 2021 terhadap Juni 2021.
Margo menjelaskan, pada periode Juli 2021 dibandingkan Juni 2021, ekspor nonmigas mengalami peningkatan ke India dengan nilai US$ 272,7 juta, Pakistan US$ 91,6 juta, Taiwan US$ 88,6 juta, Mesir US$ 64,1 juta, dan Italia US$ 58,2 juta.
Kemudian, pada periode Juli 2021 terhadap Juni 2021, juga terjadi penurunan ekspor non migas ke beberapa negara. Di antaranya yakni China dengan nilai yang mengalami kontraksi sebanyak US$ 566,4 juta.
Ekspor nonmigas yang juga mengalami kontraksi pada Juli dibandingkan Juni 2021 terjadi ke Jepang dengan kontraksi sebesar US$ 169,2 juta, Filipina dengan kontraksi sebesar US$ 136,4 juta. Serta Amerika Serikat dengan kontraksi mencapai US$ 114,1 juta dan Thailand kontraksi sebesar US$ 111,5 juta.
"Ekspor terbesar ke India itu adalah komoditas yang di dalamnya memberikan andil besar untuk minyak lemak hewan/nabati, biji terak, dan abu logam," jelas Margo dalam konferensi pers, dikutip Kamis (19/8/2021).
Adapun yang mengalami penurunan ekspor terbesar ke China, komoditas penyumbangnya adalah besi dan baja, serta bahan bakar mineral (BBM).
Kendati demikian, secara total keseluruhan pada neraca perdagangan tanah air, Indonesia tercatat mengalami surplus, dimana nilai ekspor lebih besar dibandingkan dengan impor.
Indonesia mengalami surplus dengan Amerika Serikat sebesar US$ 1,3 miliar, Filipina US$ 533 juta, dan Malaysia US$ 397,5 juta.
Kemudian, negara penyumbang defisit atau jumlah impor lebih besar daripada impor pada Juli 2021, terjadi dengan negara China dengan nilai defisit mencapai US$ 844,5 juta, disusul Australia dengan defisit mencapai US$ 448,1 juta, dan Thailand defisitnya mencapai US$ 271,1 juta.
(mij/mij)