AS Telah Habiskan US$ 2,2 T di Afghanistan, Buat Apa?

Hidayat Arif Surbakti, CNBC Indonesia
17 August 2021 18:10
An Afghan national army soldier, left, stands guard near debris following an attack in Kabul, Afghanistan, Wednesday, Aug. 4, 2021. A powerful explosion rocked an upscale neighborhood of Afghanistan's capital Tuesday in an attack that apparently targeted the country's acting defense minister. (AP Photo/Rahmat Gul)
Foto: Personel keamanan Afghanistan memeriksa rumah pejabat menteri pertahanan, menyusul serangan di Kabul, Afghanistan, Rabu, 4 Agustus 2021. Ledakan kuat mengguncang lingkungan kelas atas ibukota Afghanistan Selasa yang menargetkan pejabat menteri pertahanan negara itu. (AP/Rahmat Gul)

Jakarta, CNBC Indonesia- Sejak tahun 2001, Amerika Serikat diketahui telah menghabiskan sekitar US$ 2,26 triliun untuk membiayai proyek perang di Afghanistan. Hal ini berdasarkan hitungan yang dilakukan oleh Brown University dimana perang di Afghanistan menjadi perang terpanjang bagi Amerika dan harus berakhir kacau dan memalukan.

Dilansir dari Aljazeera, meski belum ada tolak ukur yang jelas untuk menghitung perang terpanjang Amerika Serikat ini, namun gambaran orang Afghanistan yang berkerumun di Bandara Kabul karena mati-matian melarikan diri dari kekuasaan Taliban mencerminkan gagalnya Amerika Serikat menjadikan Afganistan sebagai negara yang berdaulat.

Keinginan Amerika untuk menjadikan Afganistan sebagai negara demokrasi liberal juga perlu diaudit secara menyeluruh karena menghabiskan begitu banyak modal sehingga kegagalan yang sama tidak kembali terjadi di masa yang akan datang.

Untuk membangun sebuah bangsa perlu adanya landasan keimanan yang jelas. Tanpa adanya rasa aman, maka ketidakstabilan dan korupsi bisa tumbuh subur sementara pertumbuhan ekonomi kian lesu.

Menurut perhitungan proyek biaya perang di Brown University, AS telah menghabiskan sekitar US$ 2,26 triliun sejak tahun 2001. Sebanyak US$ 1 triliun digunakan untuk anggaran operasi kontingensi luar negeri departemen pertahanan. Kemudian sekitar US$530 miliar dipergunakan untuk membayar bunga atas uang yang dipinjam pemerintah AS untuk membiayai perang.

Meski telah menghabiskan triliunan dolar, namun ekonomi Afghanistan tidak banyak terbantu dan bahkan menjadi salah satu negara termiskin di dunia. Presiden Afghanistan Ashraf Ghani bahkan mengatakan 90 persen populasi penduduknya harus hidup dengan penghasilan dibawah US$ 2 dollar per hari. Mirisnya pasar gelap justru berkembang pesat sejak Taliban diusir dari Afghanistan tahun 2001 silam, dimana negara tersebut bahkan menjadi pemasok opium dan heroin.

Kini pembangunan di Afganistan telah kehilangan harapan. Presiden Ashraf Ghani telah melarikan diri dan membiarkan Taliban duduk di kursi pemerintahannya. Sejumlah anggota Taliban bahkan berselfi ria di istana presiden Afghanistan, dan hal ini menjadi hasil yang memilukan dari US$ 2 triliun yang dihabiskan oleh Amerika, serta kegagalan negeri paman sam dalam perang panjang yang berlangsung selama 20 tahun.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Taliban Wajibkan Perempuan Afghanistan Pakai Cadar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular