
Potret Chaos Bandara Afghanistan, Warga Berebut Naik Pesawat
Warga asing dan Afghanistan kontra Taliban dikabarkan ramai-ramai memenuhi bandara internasional Kabul untuk pergi dari neheri itu.

Bandara udara internasional Kabul di Afganistan chaos. Ribuan orang memenuhi bandara tersebut Minggu (15/8/2021) malam waktu setempat. (Dok: tangkapan layar Twitter Nicola Careem/Engineering Faisal)

Mereka adalah sejumlah warga asing dan warga Afghanistan yang hendak pergi dari negeri itu. Kedutaan asing termasuk AS dan sekutu berbondong-bondong memindahkan operasional ke bandara dan staf kedutaannya. (Dok: tangkapan layar Twitter Nicola Careem/Engineering Faisal)

Ini terjadi kala Taliban memasuki ibu kota Afganistan dan Ashraf Ghani, presiden terpilih sebelumnya, meninggalkan negara itu ke Tajikistan. Televisi lokal menyebut ada ledakan terdengar di kota Kabul dan terdengar hingga bandara. (AP/Jafar Khan)

Gambar menunjukkan bagaimana orang-orang berhamburan di bandara di tengah sejumlah pesawat yang terparkir. Tentara AS pun disebut turun langsung mengamankan bandara itu. (AP/Jafar Khan)

Selain itu, AS juga menyebut bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan negara lainnya untuk memberikan visa izin imigran bagi warga Afghanistan yang ingin keluar dari negara itu secepatnya. Salah satunya Qatar. (AP/Jafar Khan)

Sementara itu Ashraf Ghani membenarkan bahwa ia telah meninggalkan negara itu dengan pergi ke Turkmenistan. Hal ini telah menimbulkan kemarahan besar warga negara itu yang menyebut Ghani sebagai pengecut. (AP/Jafar Khan)

Posisi pemerintah Afghanistan sendiri makin terdesak setelah AS memutuskan untuk menarik seluruh militernya dari negara itu. Hal ini dilakukan setelah Washington menilai bahwa misinya di Afghanistan merupakan perang tanpa akhir yang tidak berujung. (AP/Jafar Khan)

AS mengirimkan pasukannya ke Afghanistan setelah tragedi 9/11 yang terjadi pada 2001 lalu. Di sana pasukan-pasukan yang diklaim sebagai militer terkuat dunia itu berperang melawan beberapa kelompok militan seperti Al Qaeda danTaliban. (AP/Jafar Khan)

Namun dengan Taliban, pada Februari 2020 lalu AS dan sekutu NATO nya bersepakat untuk mengakhiri konflik bersenjata. Syarat yang dibebankan Gedung Putih terhadap Taliban adalah agar kelompok itu mencegah kelompok militan internasional lainnya mendirikan pangkalan di Afghanistan. (AP/Jafar Khan)