PPKM Level 4 Jawa-Bali Berakhir Hari Ini, Perlu Diperpanjang?

Redaksi CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
Senin, 16/08/2021 10:02 WIB
Foto: Keterangan Pers Presiden RI Jokowi, Terkait Harga PCR , 15 Agustus 2021 (Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 di Pulau Jawa - Bali akan berakhir hari ini, Senin 16 Agustus 2021, setelah perpanjangan terakhir kali dilakukan pada 10 Agustus lalu.

Berdasarkan catatan CNBC Indonesia, pemerintah memang sudah berkali-kali memperpanjang PPKM yang dimulai terhitung sejak tanggal 21 Juli lalu. Lantas, apakah PPKM akan kembali diperpanjang?

Hingga saat ini, belum ada keterangan secara spesifik apakah PPKM level 4 di Pulau Jawa dan Bali akan kembali diperpanjang atau tidak. Namun, mari kita lihat seperti apa kondisi dalam beberapa hari terakhir.


Kementerian Kesehatan melaporkan, jumlah kasus positif corona per 15 Agustus 2021 adalah 3.854.354 orang. Bertambah 20.813 orang dari hari sebelumnya, tambahan kasus harian terendah sejak 29 Juni 2021.

Sepanjang 10-15 Agustus 2021, rata-rata tambahan pasien positif baru adalah 27.936 orang setiap harinya atau turun dibandingkan rerata selama enam hari sebelumnya yaitu 31.673 orang per hari. Kurva kasus positif Indonesia sudah melandai, tidak lagi bergerak ke atas seperti awal bulan lalu.

Kabar baik lainnya, angka kesembuhan terus bertambah. Pada 15 Agustus 2021, ada 30.361 orang yang sembuh dari serangan virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut, lebih banyak ketimbang kasus baru.

Sepanjang 10-15 Agustus 2021, rata-rata 37.050 orang sembuh dari Covid-19 saban harinya, jauh lebih banyak ketimbang rerata penambahan pasien baru. Akibatnya, tekanan terhadap sistem pelayanan kesehatan berkurang, yang terlihat dari data kasus aktif.

Kasus aktif adalah pasien yang masih dalam perawatan, baik secara mandiri atau di fasilitas kesehatan. Data ini menggambarkan seberapa berat beban yang ditanggung oleh sistem pelayanan kesehatan suatu negara.

Per 15 Agustus 2021, jumlah kasus aktif tercatat 384.807 orang, turun 10.770 orang dari hari sebelumnya. Kasus aktif mencapai titik terendah sejak 12 Juli 2021.

Soal vaksinasi anti-virus corona, Indonesia pun semakin membaik. Rata-rata tujuh harian vaksinasi per 14 Agustus 2021 adalah 1.180.763 dosis per hari. Ini adalah rekor tertinggi sepanjang vaksinasi anti-virus corona.

Vaksin menjadi penting dalam pengendalian pandemi. Dengan vaksinasi, risiko tertular virus corona menjadi lebih kecil. Andai tertular, risiko mengalami gejala yang lebih berat pun lebih rendah.

Namun bukan berarti semua sudah baik-baik saja. Risiko penularan masih tinggi, terlihat dari data rasio kasus positif terhadap jumlah tes (positivity rate).

Pada 14 Agustus 2021, positivity rate Indonesia ada di 22,5%. Ini memang yang terendah sejak 7 Agustus 2021, tetapi masih tinggi karena setidaknya satu dari lima orang yang dites terkonfirmasi mengidap Covid-19.

Ingat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan positivity rate tidak lebih dari 5% untuk menyebut pandemi sudah terkendali. Kalau masih di atas 20%, maka tentu masih jauh dari kata terkendali.

Selain itu, ada kecenderungan mobilitas masyarakat kembali meningkat jelang perpanjangan PPKM selesai. Mengutip Apple Mobility Index, indeks mobilitas masyarakat Indonesia dengan mengemudi pada 13 Agustus 2021 adalah 102,76. Artinya, pergerakan masyarakat di luar rumah dengan mengemudi sudah berada di atas kondisi normal sebelum pandemi.

Sementara indeks mobilitas dengan berjalan kaki pada 13 Agustus 2021 adalah 77,65. Memang belum di atas 100, artinya masih di bawah kondisi sebelum pandemi. Namun nilai indeks di 77,65 adalah yang tertinggi sejak 8 Agustus 2021.

Namun bukan hanya aspek kesehatan yang menjadi pertimbangan pemerintah. Aspek ekonomi pun menjadi salah satu perhatian. Kepala negara memang kerap kali bicara mengenai gas dan rem terkait hal ini.

Jika kemudian Presiden Jokowi memutuskan ada pelonggaran, maka efeknya memang bagus bagi perekonomian. 'Roda' ekonomi yang macet akan kembali berputar, meski belum dalam kecepatan penuh.

Namun pelonggaran akan memunculkan risiko peningkatan penularan virus corona. Seperti flu, virus corona akan lebih mudah menular ketika terjadi peningkatan kontak dan interaksi antar-manusia.

Memang serba salah. Namun seperti inilah hidup di tengah pandemi. Sebelum pandemi selesai, rasanya tarik-ulur antara aspek kesehatan dan sosial-ekonomi akan terus terjadi.


(cha/cha)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Menkes Dipanggil Presiden, Lapor Soal Covid-19 & Cek Kesehatan