Kasus Kematian Covid-19 di Rusia Pecah Rekor!

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
13 August 2021 20:25
Medical workers carry a patient suspected of having coronavirus on a stretcher at a hospital in Kommunarka, outside Moscow, Russia, Saturday, June 26, 2021. Russia on Saturday reported its highest daily COVID-19 death toll of the year as the country grapples with a sharp spike in infections that has brought new restrictions in some regions. The national coronavirus task force said 619 people died over the past day, the most since Dec. 24. There were were 21,665 new infection cases, nearly 1,300 more than on the previous day and more than double the 9,500 reported on June 1. (AP Photo/Alexander Zemlianichenko)
Foto: AP/Alexander Zemlianichenko

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus kematian akibat Covid-19 di Rusia kembali pecah rekor. Pada Jumat (13/8/2021), negara itu melaporkan 815 kematian baru. Kematian ini diiringi oleh 22.277 infeksi baru Covid-19.

Mengutip Al Jazeera, angka ini membuat total kematian akibat Covid-19 di negara itu mencapai 168.864 orang. Angka ini merupakan yang tertinggi di Eropa.

Angka infeksi dan kematian yang besar ini sendiri dianggap merupakan dampak dari kampanye vaksinasi yang lambat. Jajak pendapat oleh lembaga independen Levada Center minggu ini menunjukkan bahwa 55% warga Rusia tidak berencana untuk disuntik.

Hingga saat ini, baru sekitar 30 juta dari 146 juta warga Rusia telah divaksinasi sepenuhnya, menurut situs web Gogov.

Pemerintah Rusia sendiri sudah bekerja keras untuk meyakinkan masyarakat. Presiden negara itu Vladimir Putin menyebut bahwa vaksinasi merupakan hal yang baik dan mendesak warga untuk mendengarkan "spesialis".

"Penting untuk mendengarkan, bukan kepada orang-orang yang hanya sedikit memahami tentang hal ini dan menyebarkan desas-desus, tetapi kepada para spesialis," katanya kepada warga yang masih skeptis soal vaksin.

Rusia sendiri diketahui hanya menggunakan tiga jenis vaksin Covid-19 yang semua merupakan buatan dalam negerinya. Vaksin tersebut yakni Sputnik V, EpiVacCorona, dan juga CoviVac. Ketiganya belum mendapatkan persetujuan penggunaan darurat dari WHO.

Sementara itu, Moskow, ibukota Rusia yang juga episentrum penyebaran Covid di negara itu, baru-baru ini mulai mencabut beberapa pembatasan kegiatan. Hal ini karena kota itu menganggap bahwa situasi lebih dapat dikendalikan.

"Pandemi terus mundur dan jumlah rawat inap baru di ibu kota telah berkurang lebih dari setengahnya jika dibandingkan dengan pertengahan Juni," ujar walikota Moskow Sergey Sobyanin dalam situs resmi pemerintah kota.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Tiba-tiba Alami Lonjakan Kasus Covid-19

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular