Termasuk NTT, Waspadai Lonjakan Kasus Covid-19 di Daerah Ini

News - yun, CNBC Indonesia
13 August 2021 15:55
Petugas memberikan informasi scan code vaksin kepada pengunjung yang akan masuk ke dalam Mal Blok M Plaza, Jakarta, Selasa (10/8/2021). Pemerintah mengumumkan kembali memperpanjang PPKM hingga 16 Agustus 2021. Dalam perpanjangan kali ini pusat perbelanjaan atau mal di wilayah PPKM level 4 bisa dibuka dalam kapasitas 25%.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo) Foto: Suasana hari pertama pembukaan kembali mall saat perpanjangan PPKM level 4 di Blok M Plaza, Jakarta, Selasa (10/8/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sonny Harry Harmadi mengatakan ada beberapa provinsi yang mengalami lonjakan kasus di luar Pulau Jawa.

"Kaltim, kemudian di Sumut, kemudian Kepri, Riau, lalu kemudian NTT. Ada beberapa provinsi mengalami lonjakan termasuk Sumbar. Kota Padang, Bukit tinggi, Padang Pariaman," katanya kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Jumat (13/8/2021).

Sementara itu menurut dia, Pulau Jawa masih terdapat beberapa kota/kabupaten yang mencatat lonjakan tinggi. Misalnya Solo, Bekasi, Madiun dan beberapa kota lain.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Sumatera Barat mencatat kasus sebanyak 1.314 orang hingga Kamis (12/8). Sumbar masuk lima besar untuk Provinsi yang menyumbang lonjakan kasus.

Kemudian Riau, tercatat ada tambahan kasus sebanyak 704 orang. Selanjutnya Kepulauan Riau, tercatat ada tambahan 233 orang dalam sehari.

Beralih ke Pulau Jawa, Provinsi Jawa Tengah menjadi provinsi yang menyumbang kasus positif tertinggi. Hingga kemarian ada 5.300 orang yang tercatat positif covid-19.

Sebelumnya, tak hanya wilayah tersebut, Provinsi Bali juga menunjukkan kenaikan kasus. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, bersama dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (BGS) melakukan kunjungan ke sejumlah lokasi di Bali.

"Bali itu 91% sudah vaksinasi, hasilnya sudah bagus tapi ini masih stagnan, belum turun, sementara tempat lain sudah turun," kata Luhut.

Menurut Luhut yang Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ini, Bali masih harus gencar melakukan 3T (testing, tracing, treatment), juga meningkatkan kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan, salah satunya menghindari kerumunan.

"Mohon upacara keagamaan yang agar sementara diredam dan diperketat dulu prokesnya, karena selalu ada laporan setelah acara itu angka Covid-19 langsung meningkat signifikan karena berkerumun," pungkasnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Kasus Aktif Covid-19 DKI Turun Tajam, Kok Masih PPKM Level 4?


(yun/yun)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading