Ada Fenomena Baru, 'Obat-Obat' Covid di Pasaran Kini Tak Laku

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Jumat, 13/08/2021 12:24 WIB
Foto: Suasana Penjualan Obat dan Alat Kesehatan di Pasar Pramuka. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan pedagang obat di Pasar Pramuka, Jakarta mengungkapkan bahwa permintaan terhadap obat terapi Covid-19 mulai menurun tajam bahkan nihil. Masyarakat sudah tidak lagi mencari obat terapis Covid-19 untuk penyembuhan, berbeda jauh saat terjadi puncak kasus Covid-19 pertengahan Juli 2021 lalu.

"Udah nggak laku, udah nggak ada yang cari sama sekali. Penurunannya sampai 90%. Dalam sehari belum tentu ada yang cari, paling hitungannya dalam seminggu 1 atau 2 saja," kata Ketua Asosiasi Pedagang Farmasi Pasar Pramuka, Yoyon kepada CNBC Indonesia, Jumat (13/8/21).

Padahal, beberapa bulan lalu obat terapi Covid-19 seperti Remdesivir, Ivermectine, Acetazolamide hingga Chloroquine menjadi primadona. Sejumlah apotek menyatakan kekurangan akan stok obat ini.


"Stoknya kosong, yang cari juga sudah nggak ada. Turunnya sekitar dua minggu terakhir," sebut Yoyon.

Ia pun mengungkapkan alasannya, yakni soal edukasi. Beberapa waktu lalu, banyak masyarakat yang belum memahami khasiat obat tersebut dan cenderung panic buying untuk proses penyembuhan. Kini, kondisinya sudah berbeda.

"Masyarakat sudah banyak yang mengerti, jadi mungkin sudah merasa efek obat itu sebenarnya ngaruh apa nggak," sebut Yoyon.

Ketersediaan obat terapis juga sempat menjadi perhatian Presiden Jokowi. Beberapa waktu lalu, secara tiba-tiba blusukan ke apotek di Kota Bogor, Jawa Barat. Kedatangan Jokowi ke lokasi untuk mengecek ketersediaan obat Covid-19, sehingga menjadi viral.


(hoi/hoi)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Menkes Dipanggil Presiden, Lapor Soal Covid-19 & Cek Kesehatan