
Varian Delta Disebut Buat Herd Immunity Jadi Mitos, Kenapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang ahli epidemologi terkemuka menyebutkan pendapat terbarunya soal mencapai herd immunity di tengah munculnya varian Delta. Menurutnya mencapai kekebalan kelompok dengan vaksin Covid-19 ketika varian Delta yang sangat menular menyebar adalah tidak mungkin.
Adalah Sir Andrew Pollard, Kepala Oxford Vaccine Group, yang menegaskan ini ketika berhadapan dengan parlemen Inggris, Selasa. Dengan orang yang divaksin masih bisa terinfeksi bahkan menularkan virus, gagasan mencapai herd immunity, ia nilai sulit.
"Saya pikir kita berada dalam situasi ... di mana kekebalan kelompok tidak memungkinkan karena (virus) masih menginfeksi individu yang divaksinasi," kata salah satu peneliti utama pembuat vaksin AstraZeneca-Oxford, dikutip Jumat (13/8/2021).
"Dan, ini berarti, orang-orang yang belum divaksin juga tetap akan bertemu dengan virus ini. Mungkin belum bulan ini atau bulan depan, mungkin bisa tahun depan. Tapi intinya, mereka akan terus bertemu virus dan kita tak akan bisa menghentikan transmisi."
Secara sederhana, herd immunity adalah tingginya tingkat kekebalan terhadap virus dalam suatu populasi dengan infeksi alami. Melalui pembentukan antibodi ketika tubuh melawan virus dan dengan vaksinasi.
Vaksin menjadi salah satu metode yang menciptakan kekebalan tanpa menyebabkan penyakit atau komplikasi. Antibodi yang disuntikkan melindungi dari infeksi di masa depan.
Jika cukup banyak orang dalam suatu populasi yang kebal, ini mengarah pada tingkat prevalensi penyakit atau virus yang lebih rendah dalam suatu komunitas. Jika virus memiliki kesempatan yang lebih kecil untuk menyebar dan menginfeksi, ia dapat sangat dikendalikan atau bahkan diberantas.
Dengan kekebalan kawanan, mereka yang tidak divaksinasi dapat dilindungi oleh tingkat kekebalan keseluruhan yang ada dalam suatu populasi. Ini berhasil pada sejumlah virus dan penyakit menular bahkan mematikan, seperti polio, TBC, dan campak sebagian.
"Masalahnya virus ini bukan campak. Jika 95% orang divaksinasi campak, virus tidak dapat menular dalam populasi, "katanya Pollard lagi.
Pollard mengkhawatirkan akan ada varian baru lagi yang mungkin menyebar. Namun ia tak memberi detil.
Orang yang divaksinasi lengkap sangat terlindungi dari infeksi parah, rawat inap, dan kematian yang disebabkan oleh virus. Penelitian baru dari Inggris yang dirilis Jumat juga menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi ganda tiga kali lebih kecil kemungkinannya daripada orang yang tidak divaksinasi untuk dites positif terkena virus corona.
Penelitian yang dipimpin oleh Imperial College London, juga menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi penuh mungkin lebih kecil kemungkinannya untuk menularkan virus kepada orang lain daripada orang yang tidak divaksinasi.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Catat ya.. Kenali Gejala Terbaru Covid-19 Varian Delta
