Meski PPKM Serentak, Kenapa Turunnya Kasus Covid Tak Seragam?
Jakarta, CNBC Indonesia - Efektifitas kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa Bali dan Luar Jawa berbeda di setiap daerah. Sebagaimana kondisi saat ini, Pulau Jawa terkendali sebaliknya dengan luar Pulau Jawa.
Ketua Bidang Data Dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19, Dr. Dewi Nur Aisyah mengatakan, ada dua faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi, di mana seakan tidak adanya keseragaman dari hasil PPKM di sejumlah daerah.
"Pertama, kecepatan kasus di daerah berbeda. DKI Jakarta cepat, lebih awal sebagai pusat kota cepat menyebarnya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut," katanya saat wawancara "Covid-19 dalam angka" di Jakarta, Kamis (12/8/2021).
Faktor kedua adalah bagaimana pengendalian mobilitas. Menurut Dewi, semakin baik pengendalian mobilitas suatu wilayah, maka angka penurunan semakin cepat.
Saat ini, setidaknya ada 6 provinsi di luar Pulau Jawa yang mencatat kenaikan kasus signifikan. Pertama Sumatera Utara yang naik delapan kali lipat dalam sebulan. Kemudian Kalimantan Timur yang naik 20 kali lipat sejak 9 Juni 2021.
"Riau kenaikan 5 kali lipat, 4 hari terakhir mulai turun. Kalimantan Selatan naik lebih dari 15 kali, dan terakhir Sulawesi Selatan kenaikan lebih dari 20 kali, sekarang baru tren penurunan," katanya.
Adapun sejak 28 Juni sampai 4 Juli, menjadi waktu yang paling berat karena 35% dari 514 kabupaten/kota di Indonesia angka Bed Occupancy Ratio (BOR) di atas 80%. BOR di atas 80%. Kabar baiknya, seiring kebijakan PPKM, angka tersebut turun perlahan mulai dari 31%, menuju 27% hingga terus turun ada 20% Kabupaten/Kota dengan angka BOR di atas 80%.
"Pekan awal Agustus hanya 16% Kabupaten/Kota dari 514 levih dari 80%. Pergerakan yang tadi meski secara jumlah, banyak yang mengalami perbaikan," pungkasnya.
(yun/yun)