Filipina Lockdown, Duterte Bagikan Uang Tunai ke Orang Miskin

Yuni astutik, CNBC Indonesia
11 August 2021 17:40
CORRECTS CITY TO DAVAO INSTEAD OF MANILA - In this photo provided by the Malacanang Presidential Photographers Division, Philippine President Rodrigo Duterte gestures as he meets members of the Inter-Agency Task Force on the Emerging Infectious Diseases in Davao, Philippines, Monday, June 21, 2021. The Philippine president has threatened to order the arrest of Filipinos who refuse COVID-19 vaccination and told them to leave the country for hard-hit countries like India and the United States if they would not cooperate with massive efforts to end the pandemic. (Simeon Celi/Malacanang Presidential Photographers Division via AP)
Foto: AP/Simeon Celi

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang pengemudi becak di Filipina, Jesus Gomez berjuang mencari nafkah bahkan sebelum ibu kota Filipina, Manila kembali ke mode penguncian wilayah alias lockdown pekan lalu.

Kondisi ini memaksa sebagian besar pelanggannya untuk tinggal di rumah dan berimbas pada pendapatannya yang harus tergerus separuhnya. Demikian melansir ChannelNewsAsia di Jakarta, Rabu (11/8/2021).

Enam bulan tak bisa membayar sewa dan tidak mampu membeli gas untuk memasak, pria berusia 77 tahun itu bergabung dengan ratusan orang lainnya pada Rabu (11/8) di lapangan basket tertutup untuk menerima bantuan pemerintah sebesar 1.000 peso atau sekitar US$20 yaitu Rp 290 ribu (kurs Rp 14.500 per US$).

Dia mengaku telah menunggak sewa sekitar 20.000 peso kepada pemiliknya dan menghadapi ancaman pengusiran dari apartemen kecilnya. Bahkan, Gomez baru-baru ini menjual AC-nya untuk mengumpulkan uang.

Jika perlu, Gomez mengatakan akan menjual becak miliknya untuk menutupi utangnya. Tapi itu akan menjadi pilihan terakhir baginya.

Sekitar 80 persen atau lebih dari lebih 13 juta orang yang tinggal di wilayah ibu kota tersebut memenuhi syarat untuk menerima uang tunai sebanyak satu kali. Ini dilakukan untuk meringankan beban ekonomi yang disebabkan oleh penguncian wilayah yang diberlakukan.

"Ini sangat membantu karena jika tidak ada bantuan tunai saya tidak bisa membeli (memasak) gas," kata Gomez, yang biasanya menghasilkan 200 peso pada hari biasa saat tidak ada penguncian wilayah.

Pembatasan yang diberlakukan sejak awal pandemi telah menghancurkan ekonomi Filipina, menelan biaya jutaan pekerjaan dan membuat banyak keluarga kelaparan.

Kebangkitan virus ini sebagian didorong oleh varian Delta yang sangat menular yang telah melanda negara-negara tetangga, telah memicu penguncian di ibu kota dan daerah lainnya.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan baru-baru ini bahwa negara itu tidak mampu lagi melakukan penguncian. Tetapi dengan hanya sekitar 10 persen dari populasi yang telah memperoleh vaksinasi lengkap dan rumah sakit terisi dengan cepat, pihak berwenang tak punya banyak pilihan untuk memperlambat penyebaran virus.

Aturan yang lebih ketat mencakup jam malam yaitu delapan jam serta larangan makan di restoran dan pusat olahraga di luar ruangan, diperkirakan akan merugikan ekonomi sekitar US$ 3 miliar per minggu.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Covid-19 Melesat, Filipina Siap-siap Lockdown (Lagi)!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular