Internasional

Bukan Corona, China Temukan Lagi Infeksi Baru yang Mematikan

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
10 August 2021 17:00
People walk past a large video screen outside a shopping mall showing Chinese President Xi Jinping speaking during an event to commemorate the 100th anniversary of China's Communist Party at Tiananmen Square in Beijing, Thursday, July 1, 2021. China's ruling Communist Party is marking the 100th anniversary of its founding with speeches and grand displays intended to showcase economic progress and social stability to justify its iron grip on political power. (AP Photo/Andy Wong)
Foto: Orang-orang berjalan melewati layar video besar di luar pusat perbelanjaan yang memperlihatkan Presiden China Xi Jinping berbicara dalam sebuah acara untuk memperingati 100 tahun Partai Komunis China di Lapangan Tiananmen di Beijing, Kamis, 1 Juli 2021. (AP/Andy Wong)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China pada Senin (9/8/2021) melaporkan penemuan infeksi antraks pneumonia. Kasus itu ditemukan di kota Chengde di Provinsi Hebei.

Dilaporkan bahwa infeksi mematikan itu ditemukan dari seorang pasien yang diketahui memiliki kontak erat dengan hewan-hewan ternak seperti sapi dan domba.

Sebagaimana dilaporkan media Global Times, saat ini pasien itu sudah dipindahkan ke fasilitas medis pusat penyakit menular China di Beijing. Pemindahan ini terjadi akibat pasien sudah menunjukkan gejala penyakit ini.

Antraks sendiri merupakan penyakit yang lazim terjadi di antara sapi dan domba. Manusia biasanya menjadi terinfeksi setelah bersentuhan dengan hewan yang sakit atau produk yang terkontaminasi.

Sementara itu antraks pneumonia sendiri merupakan salah satu jenis penyakit antraks yang mematikan. Infeksi ini terjadiketika seorang pasien menghirup debu yang mengandung bacillus anthracis dan terinfeksi.

China sendiri saat ini sedang berkutat dalam gelombang baru pandemi Covid-19. Kali ini penyebaran virus itu cukup masif dikarenakan infeksi kali ini dimotori oleh Varian Delta yang lebih menular dan berbahaya.

Otoritas nasional China menyatakan varian yang pertama kali muncul di India itu telah menyebar ke setidaknya 18 provinsi dan puluhan kota. Ini menghasilkan setidaknya empat daerah berisiko tinggi dan 91 daerah berisiko sedang.

Data Senin menyebut ada rekor baru kasus lokal Covid-19 di China. Otoritas melaporkan 125 kasus harian kemarin.

Pejabat mengatakan rata-rata kasus dari Provinsi Jiansu dan Provinsi Henan. Sementara itu kasus tanpa gejala, yang dipisahkan dari data Covid-19, dilaporkan sebanyak 38 orang.

China terakhir melaporkan kasus di atas 100 pada Januari 2020. Sementara total kasus infeksi di China mencapai 93.826 kasus dan 4.636 kematian, menurut data Worldometers.

Kenaikan kasus infeksi Covid-19 di China menyebabkan para ekonom memangkas ekspektasi mereka untuk pemulihan tahun ini.Dilansir dari Nikkei Asia, Goldman Sachs, pertumbuhan produk domestik bruto kuartal ketiga (Q3) akan turun menjadi 2,3% dari 5,8% dan proyeksi tahunannya menjadi 8,3% dari 8,6%.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Waspadai Virus Baru Mematikan dari Hewan, Corona Baru?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular