Afghanistan Memanas! Taliban Klaim Rebut 3 Ibu Kota Provinsi

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
09 August 2021 12:50
Afghan militiamen join Afghan defense and security forces during a gathering in Kabul, Afghanistan, Wednesday, June 23, 2021. Taliban gains in north Afghanistan, the traditional stronghold of the country's minority ethnic groups who drove the insurgent force from power nearly 20  years ago, has driven a worried government to resurrect militias whose histories have been characterized by chaos and widespread killing. (AP Photo/Rahmat Gul)
Foto: Potret pasukan militer Taliban (AP/Rahmat Gul)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kelompok Taliban dilaporkan telah berhasil merebut tiga ibu kota provinsi di Afghanistan pada, Minggu (8/8/2021). Kota-kota tersebut adalah Kunduz, Sar-e-Pol, dan Taloqan yang terletak di wilayah utara negara itu.

Mengutip Al Jazeera, sebuah pernyataan Taliban mengatakan telah merebut markas polisi, kompleks gubernur dan penjara di kota strategis timur laut Kunduz. Sumber dan jurnalis lokal di Kunduz mengonfirmasi pejuang Taliban tampak hadir di ibu kota.

"Bentrokan hebat dimulai kemarin sore, semua markas pemerintah dikendalikan Taliban, hanya pangkalan militer dan bandara dengan ANDSF [pasukan keamanan Afghanistan] di mana mereka melawan Taliban," kata Amiruddin Wali, anggota majelis provinsi Kunduz.

Di kota Sar-e-Pol, Taliban mengatakan para pejuangnya juga telah merebut kota yang merupakan ibu kota provinsi Sar-e-Pol itu. Mohammad Noor Rahmani, anggota dewan provinsi provinsi Sar-e-Pol, mengatakan kepada kantor berita Reuters kelompok itu telah merebut gedung-gedung pemerintah di ibu kota provinsi sekaligus mengusir pejabat dari kota utama ke pangkalan militer terdekat.



Kemarin malam, Taliban mengatakan mereka telah merebut Taloqan, ibu kota provinsi Takhar. Warga Taloqan, Zabihullah Hamidi, mengaku melihat pasukan keamanan dan pejabat meninggalkan kota dengan konvoi kendaraan.

"Kami mundur dari kota sore ini setelah pemerintah gagal mengirim bantuan. Sayangnya, kota ini sepenuhnya berada di tangan Taliban," ujarnya.

Posisi pemerintah Afghanistan makin terdesak setelah Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk menarik seluruh militer dari negara itu. Hal itu dilakukan setelah AS menilai misinya di Afghanistan merupakan perang tanpa akhir yang tidak berujung.

AS mengirimkan pasukannya ke Afghanistan setelah tragedi 9/11 yang terjadi pada 2001 lalu. Di sana pasukan-pasukan yang diklaim sebagai militer terkuat dunia itu berperang melawan beberapa kelompok militan seperti Al Qaeda dan Taliban.

Namun dengan Taliban, pada Februari 2020 lalu, AS dan sekutu-sekutu di NATO bersepakat untuk mengakhiri konflik bersenjata. Syarat yang dibebankan AS terhadap Taliban adalah agar kelompok itu mencegah kelompok militan internasional lainnya mendirikan pangkalan di Afghanistan.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Taliban Wajibkan Perempuan Afghanistan Pakai Cadar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular