Israel Geber Vaksin Ketiga Pfizer, Tak Ada Efek Samping!

Thea F, CNBC Indonesia
09 August 2021 08:55
Iranian demonstrators symbolically burn an Israeli flag, during an anti-Israel demonstration, after their Friday prayers at the Felestin (Palestine) Sq. in Tehran, Iran, Friday, Oct. 9, 2009. (AP Photo/Vahid Salemi)
Foto: ASSOCIATED PRESS/Vahid Salemi

Jakarta, CNBC Indonesia - Hasil survei efek samping vaksin Pfizer dosis ketiga atau booster di Israel menunjukkan perbaikan dari vaksin dosis kedua. Sebanyak 88% peserta dalam survei mengatakan efek samping dari vaksin dosis ketiga mirip atau lebih 'kalem' dari vaksin kedua.

Sementara 31% peserta melaporkan beberapa efek samping seperti rasa sakit atau ngilu di tempat suntikan. Sekitar 0,4% mengatakan mereka menderita kesulitan bernapas, dan 1% peserta terpaksa mencari perawatan medis karena beberapa efek samping yang cukup parah.

Dilansir dari Channel News Asia (CNA), penyedia layanan kesehatan terbesar Israel, Clalit, mengatakan telah memberikan dosis ketiga vaksin Pfizer-BioNTech kepada lebih dari 240.000 orang pada Minggu (8/8/2021).

Kemudian sekitar 4.500 orang, yang semuanya menerima suntikan booster dari 30 Juli hingga 1 Agustus, menjadi peserta survei tersebut.

Kepala inovasi Clalit, Ran Balicer mengatakan hasil survei memungkinkan perbandingan efek samping dengan dosis kedua.

"Meskipun kami belum memiliki penelitian jangka panjang tentang kemanjuran dan keamanan dosis penguat ketiga, untuk manajemen risiko pribadi setiap orang berusia 60 tahun ke atas, temuan ini terus menunjukkan manfaat imunisasi sekarang, bersama dengan protokol kesehatan antara orang dewasa dan menghindari berkumpul di ruang tertutup," kata Balicer.

Israel mulai menawarkan suntikan booster dengan vaksin Pfizer sekitar akhir Juli kepada masyarakat berusia di atas 60 tahun. Ini dilakukan sebagai upaya untuk memperlambat penyebaran virus corona varian delta yang sangat menular.

Langkah yang diambil ini secara efektif mengubah Israel menjadi tempat pengujian untuk dosis ketiga sebelum disetujui oleh Administrasi Makanan dan Obat (FDA) Amerika Serikat.

Israel kini tercatat memiliki total 900.482 kasus infeksi dan 6.542 kasus kematian, menurut data Worldometers per Senin (9/8/2021).


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terbongkar! Uang Triliunan Bantuan AS ke Israel Selama Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular