Internasional

Bunuh Pejabat, Taliban Rebut Ibu Kota Provinsi Afghanistan

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
07 August 2021 06:20
Afghan militiamen join Afghan defense and security forces during a gathering in Kabul, Afghanistan, Wednesday, June 23, 2021. Taliban gains in north Afghanistan, the traditional stronghold of the country's minority ethnic groups who drove the insurgent force from power nearly 20  years ago, has driven a worried government to resurrect militias whose histories have been characterized by chaos and widespread killing. (AP Photo/Rahmat Gul)
Foto: AP/Rahmat Gul

Jakarta, CNBC Indonesia - Situasi kembali memanas di Afghanistan. Taliban disebut merebut salah satu ibu kota provinsi, Jumat (6/8/2021).

Bukan hanya itu, Taliban juga dilaporkan membunuh pejabat tinggi pemerintah di Kabul. Ini menjadi pukulan telak bagi pemerintah Barat di tengah mulai perginya pasukan AS.

Menurut juru bicara kepolisian setempat, Taliban merebut kota Zaranj, ibu kota Provinsi Nimroz. Ini pertama kalinya ibu kota provinsi direbut di mana Taliban menduduki kantor gubernur, markas polisi dank amp perbatasan Iran.

Komandan Taliban mengatakan Zaranj adalah kota strategis. " Ini adalah awal, lihat bagaimana provinsi lain segera jatuh ke tangan kami," katanya dikutip Reuters.

Di Kabul, kepala pusat media dan informasi pemerintah Dawa Khan Menpal juga dikabarkan tewas dalam serangan Taliban. Ini merupakan bagian dari serangkaian pembunuhan lain guna melemahkan kepemimpinan pemerintah Presiden Ashraf Gani yang terpilih melalui pemilihan umum.

Seorang pejabat menyebut ia dibunuh ketika salat Jumat. "Dia adalah pendukung utama rezim," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Mirwais Stanikzai.

Taliban seakan bangkit dari penggulingan mereka di tahun 2001 oleh pasukan AS. Gerilyawan disebut telah menguasai lusinan distrik dan penyeberangan perbatasan dalam beberapa bulan terakhir.

Sementara itu Kuasa Usaha AS untuk Afganistan Ross Wilson mengaku kecewa dengan serangan itu. Kematian Menpal terutama, membuatnya sedih dan muak.

"Pembunuhan-pembunuhan ini merupakan penghinaan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan berbicara warga Afghanistan," katanya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Intel AS: Wanita Afganistan Terancam di Bawah Taliban

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular