
Ini Fakta! Ekonomi Tumbuh 7,07%, Tertinggi di Era Jokowi

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh impresif pada kuartal II-2021. Pertumbuhan ekonomi nasional mencatatkan rekor terbaru.
Pada kuartal II-2021, output ekonomi yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 7,07% dibandingkan kuartal II-2020 (year-on-year/yoy). Lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan PDB akan tumbuh 6,505% yoy. Sedangkan konsensus pasar versi Reuters menghasilkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 6,57% yoy pada April-Juni 2021.
Tidak hanya itu, pertumbuhan ekonomi 7,07% juga menjadi rekor tertinggi sejak kuartal IV-2004. Capaian ini juga merupakan yang tertinggi sejak era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua tahun ini merupakan yang tertinggi sejak krisis Subprime Mortgage di Amerika Serikat (AS) beberapa tahun lalu. Angka tersebut juga berhasil mengalahkan negara lain seperti India hingga Jepang.
"Ekonomi tumbuh 7,07% year on year ini tertinggi sejak subprime mortgage dan lebih tinggi dari negara tetangga seperti India, Vietnam, Korea Selatan hingga Jepang," kata Airlangga.
Ekonomi yang tumbuh positif pada kuartal II-2021 membuat Indonesia secara teknis keluar dari resesi. Namun memang belum pulih sepenuhnya seperti masa pra-pandemi. Indonesia sudah 'lulus' dari ujian resesi.
Ke depan, pemerintah menyatakan bahwa prospek ekonomi di kuartal ketiga akan dipengaruhi oleh dinamika pandemi Covid-19. Jika pandemi belum bisa terkendali, maka aktivitas ekonomi akan terpengaruh.
Ketika kasus aktif, kasus positif, dan tingkat kasus positif terhadap jumlah test (positivity rate) masih tinggi, maka mobilitas masyarakat akan terbatas. Ini tentu akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu, pemerintah menargetkan mampu mengendalikan pandemi. Misalnya, pemerintah berupaya menekan angka kasus aktif di kisaran 200.000 pada kuartal IV-2021.
"Ini akan tergantung kepada kedisiplinan masyarakat. Pemerintah akan mendorong vaksinasi 73 juta dosis pada Agustus dengan meningkatkan kapasitas rumah sakit, obat-obatan, dan tenaga kesehatan," jelas Airlangga.
(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Negara dengan Pertumbuhan Tercepat Dunia, Dulu Miskin!