
Ada Sebelum RI Merdeka, Ini Resep Chevron Berjaya Sampai Kini

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Chevron Pacific Indonesia telah ada di Indonesia bahkan sejak sebelum RI merdeka, tepatnya 97 tahun lalu sejak 1924.
Chevron bahkan sempat mencapai produksi puncaknya di Blok Rokan, Riau hingga 1 juta barel per hari (bph) pada 1973. Hingga kini Chevron pun masih berjaya dengan capaian Blok Rokan yang masih menjadi blok terbesar kedua di Indonesia.
Dengan masa operasional yang sudah lama di Indonesia, artinya Chevron telah melewati dan bekerja sama dengan beragam jenis kepemimpinan, bahkan sejak Presiden pertama RI Soekarno hingga Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
Lantas, apa resep Chevron bisa bertahan selama ini? Bagaimana cara perusahaan beradaptasi dengan beragam jenis kepemimpinan negara ini?
Albert Simanjuntak, Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit & President Director PT CPI, pun membeberkannya kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner Squawk Box, Kamis (05/08/2021).
"Chevron sudah berada di Indonesia bahkan sebelum Indonesia merdeka. Ini hal yang kami syukuri juga, setelah (RI) merdeka, Chevron terus melanjutkan perannya untuk menyediakan energi yang dapat diandalkan dan terjangkau dan sediakan sumber devisa bagi negara, turut serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan turut serta gerakkan roda ekonomi dan pembangunan Indonesia," tuturnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (05/08/2021).
Dia mengatakan, di dalam menjalankan peran ini, CPI senantiasa utamakan keselamatan perlindungan lingkungan dan kemitraan atau kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk dengan pemerintah Indonesia, pemerintah daerah, tokoh-tokoh masyarakat, penyedia barang dan jasa, serta masyarakat di daerah operasi.
"Dengan semangat kemitraan ini CPI maju bersama-sama dengan pemangku kepentingan dan CPI juga menjaga dan menerapkan prinsip saling menghormati serta jaga kepatuhan peraturan dan perundangan di negara kita ini," ujarnya.
Dia pun mengatakan, salah satu tujuan Chevron di dalam menjelajah dunia mencari sumber-sumber minyak dan gas tak lain adalah menciptakan kehidupan lebih baik bagi umat manusia.
"Kemajuan peradaban tak akan tercapai tanpa energi yang dapat diandalkan dan terjangkau, serta melalui cara-cara yang lebih bersih untuk mendapatkannya," ujarnya.
"Jadi memenuhi kebutuhan energi yang terus berkembang jelas menuntut inovasi yang terus menerus. Tujuan tersebut hanya bisa diraih jika ada kombinasi keunggulan sumber daya manusia dan teknologi," imbuhnya.
Perlu diketahui, Chevron di Indonesia bermula saat tibanya ahli geologi dari Standard Oil Company of California (Socal) pada 1924. Tim geologi Socal ini selanjutnya bermitra dengan Texaco yang akhirnya membentuk Caltex sekitar tahun 1930-an.
Selanjutnya, Caltex melakukan eksplorasi di daerah Sumatera Tengah yang kini dikenal dengan Riau. Pada 1940-an ditemukan lapangan migas raksasa yakni di Lapangan Sebanga, Duri, dan Minas. Lalu, pada 1953 Lapangan Minas yang terbesar di Asia Tenggara berhasil diproduksikan.
Dia mengatakan, pada saat mencapai puncak produksi pada 1973, kontribusi produksi minyak dari Blok Rokan ini bahkan mencapai lebih dari 60% produksi minyak nasional.
Meski kini produksi telah menurun, namun Blok Rokan masih menjadi blok minyak terbesar kedua di Indonesia setelah Blok Cepu.
Albert mengatakan, kini produksi minyak dari Blok Rokan berkontribusi sebesar 23% dari total produksi minyak di Indonesia.
"Hingga saat ini CPI masih mampu menyumbangkan 23% dari total produksi minyak Indonesia," imbuhnya.
Kontrak bagi hasil migas (Production Sharing Contract/ PCS) Chevron di Blok Rokan akan berakhir pada 8 Agustus 2021. Selanjutnya, pengelolaan Blok Rokan akan dilanjutkan PT Pertamina Hulu Rokan, unit usaha PT Pertamina (Persero) per 9 Agustus 2021.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat produksi terangkut (lifting) minyak Blok Rokan pada semester I 2021 ini rata-rata mencapai 160.646 barel per hari (bph) atau 97,4% dari target di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 sebesar 165.000 bph.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Live Now! Bos Chevron Buka-bukaan Kondisi Pengalihan Rokan
