Ibu-Ibu Siap-Siap Ya! Harga Tahu-Tempe Segera Naik

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
05 August 2021 13:10
Kedelai Impor
Foto: Pengerajin memilih kedelai untuk diolah menjadi tempe di kawasan Sunter, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan harga tahu dan tempe kemungkinan bakal terjadi lagi bulan depan, hal ini diakibatkan mahalnya harga bahan baku kedelai dari negara impor seperti Amerika Serikat dan Brazil.

Perajin tahu dan tempe mengungkapkan bakal mengikuti skema pasar, jika ada kenaikan harga bahan baku kedelai, maka kenaikan harga tahu dan tempe kepada pedagang maupun konsumen akhir tidak bisa terhindarkan.

"Sekarang karena sudah turun lagi harga (tahu dan tempe) beli masyarakat rata-rata Rp 16 ribu/Kg lebih kurang, kalaupun terjadi nanti kenaikan estimasi saya kira-kira Rp 20 ribu/Kg," kata Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin kepada CNBC Indonesia, Kamis (5/8/21).

Harga tempe dan tahu saat ini  sudah lebih mahal jika membandingkannya dengan akhir tahun lalu. Kala itu, masa-masa awal lonjakan harga kedelai. Saat itu perajin di Indonesia sampai melakukan mogok produksi beberapa hari di akhir Desember 2020. 

"Harga tempe sebelum demo Rp 10 ribu sampai paling mahal Rp 14 ribu/kg, setelah ada kenaikan akhirnya dari Rp 14 ribu jadi 16 ribu/Kg. Masih naik lagi ada sampai Rp 18 ribu," sebut Aip.

Langkah itu diambil agar perajin tetap bisa bertahan di tengah kenaikan harga. Aip menyebut itu pun demi perajin tahu dan tempe bertahan dan tidak gulung tikar.

"Pengeluaran sehari awalnya Rp 30 ribu sekarang Rp 35 ribu sampai Rp 40 ribu untuk makan. Nilai gizi dan protein tahu tempe nggak kalah dari telur, daging. Malah daging ada side effect kolestrol. Harga daging 120 ribu/Kg, tahu tempe Cuma Rp 20 ribu," kata Aip.

Di sisi lain, kenaikan harga kedelai sebagai bahan baku tahu tempe di pasar internasional masih tergolong mahal, Berdasarkan tren harga yang dikutip dari Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia pada minggu keempat Juli 2021 sebesar USD 14,33/bushels (Rp8.924/kg landed price), naik sekitar 5,4 persen dibanding sebulan sebelumnya USD 13,60/bushels (Rp8.526/kg landed price).

"Fluktuasi harga kedelai dunia disebabkan komoditas kedelai asal Amerika Serikat yang masih belum memasuki masa panen. Sehingga, berdampak pada naiknya harga kedelai saat ini," ujar Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan dalam keterangan resmi, Rabu (4/8/21).


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Skenario Darurat, Ada Apa dengan Stok Kedelai?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular