
Ada Skenario Darurat, Ada Apa dengan Stok Kedelai?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melakukan upaya darurat atau jangka pendek untuk menjaga kestabilan pasokan dan harga kedelai jelang bulan Ramadhan. Salah satunya adalah dengan menyediakan buffer stock atau stok cadangan.
"Untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga kedelai disusun agenda meliputi jangka pendek atau darurat SOS, dengan membangun buffer stock 20 ribu ton per bulan in out, lalu agenda memperluas tanaman kedelai," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dalam Rapat Kerja, bersama Komisi IV DPR RI, Selasa (22/3/2022).
Dalam paparannya, stok kedelai nasional 300.000 ton per bulan in dan out, sehingga dibutuhkan buffer stock SOS sebanyak 20.000 ton per bulan in - out hingga puasa dan lebaran.
Selain itu mentan juga menjelaskan dalam waktu jangka pendek pemerintah mau memperluas penanaman kedelai pada periode April - Juni sebanyak 300 ribu hektare dengan target produksi mencapai 450 ribu ton. Berlanjut pada periode Juli - Oktober seluas 300 ribu hektare dengan target produksi mencapai 450 ribu hektare.
Nantinya anggaran yang digunakan berasal dari APBN seluas 52 ribu hektare dan dana dari Kredit Usaha Rakyat seluas 600 ribu hektare.
"Sementara untuk agenda permanen diharapkan memperluas tanaman kedelai seluas 1 juta hektare pada tahun ke depan," kata Syahrul.
Dimana pada 2023 diharapkan lahan penanaman kedelai bertambah 750 ribu hektare dengan target produksi 1,12 juta ton, berlanjut di 2024 bertambah menjadi 1 juta hektare dengan target produksi mencapai 1,5 juta ton.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Inilah Raksasa Kedelai Impor di RI, Siapa Dia?