Bos Chevron Buka-bukaan Kondisi Jelang Pengalihan Blok Rokan
Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak bagi hasil produksi minyak dan gas bumi (Production Sharing Contract/ PSC) PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) di Blok Rokan, Riau akan berakhir tiga hari lagi, tepatnya 8 Agustus 2021 mendatang. Setelah itu, mulai 9 Agustus 2021 akan diambil alih oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).
Kepada CNBC Indonesia, Albert Simanjuntak, Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit dan President Director PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI), buka-bukaan mengenai kondisi terkini Blok Rokan menjelang masa transisi.
Dia mengatakan, menjelang transisi hal pertama yang harus dijaga adalah keberlangsungan operasi agar tetap selamat, andal, dan lancar.
Kedua, sesuai dengan persetujuan pemerintah, CPI telah melakukan investasi untuk melakukan pengeboran sumur-sumur di Blok Rokan. Menurutnya, pengeboran sumur sampai saat ini masih berlangsung sampai dengan masa habis kontrak pada 8 Agustus mendatang.
"Ketiga adalah kewajiban CPI, operator Blok Rokan, yang sekarang untuk menterminasi, yang artinya CPI menyelesaikan dan melaporkan seluruh aset milik negara kepada pemerintah," paparnya dalam Program Energy Corner Squawk Box CNBC Indonesia, Kamis (05/08/2021).
Dia menjelaskan, aset yang dilaporkan berupa aset fisik dan tanah. Selain aset, CPI juga mengembalikan seluruh data-data yang terkumpul kepada pemerintah.
"Lalu sebagai bagian dari alih kelola adalah untuk bekerja sama dengan SKK Migas dan Pertamina Hulu Rokan sebagai operator berikutnya agar alih kelola ini berjalan lancar," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, Chevron melakukan kerja sama yang erat dalam menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan PHR dalam transisi, sehingga setelah dilakukan transisi, PHR benar-benar siap melanjutkan operasi di Blok Rokan.
"Agar pada tanggal 9 PHR benar-benar siap dan melanjutkannya dengan tetap menjaga keselamatan, keandalan, dan lancar. Tentu kami sangat berterima kasih atas kerja sama yang luar biasa ini," tuturnya.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memproyeksikan produksi minyak di Blok Rokan, Riau sampai akhir tahun 2021 bisa mencapai 170.000 barel per hari (bph).
Sebelumnya, Benny Lubiantara, Deputi Perencanaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mengatakan saat ini produksi minyak di Blok Rokan masih terjaga pada tingkat yang baik meski kontrak Chevron akan segera berakhir.
"Produksi Blok Rokan sampai saat ini masih terjaga pada tingkat produksi yang baik," paparnya kepada CNBC Indonesia, Senin (02/08/2021).
Produksi yang bisa dijaga ini menurutnya karena dalam proses alih kelola Blok Rokan, ada investasi pengeboran yang cukup masif. Benny menyebut ini adalah terobosan yang sangat baik dalam upaya untuk mempertahankan produksi.
"Hal ini dapat dicapai melalui proses alih kelola yang baik dan adanya investasi pengeboran yang cukup masif pada masa transisi di mana merupakan terobosan yang sangat baik dalam mempertahankan produksi," jelasnya.
Menurutnya, dengan adanya investasi pengeboran ini dan bila produksi dijaga dengan baik, maka sampai akhir tahun produksi minyak di Blok Rokan bisa mencapai 170.000 bph.
"Diperkirakan dengan adanya investasi pengeboran ini, produksi Blok Rokan sampai akhir tahun diharapkan mencapai 170.000 BOPD (barel per hari)," tuturnya.
Seperti diketahui, Chevron telah ada di Indonesia sejak 97 tahun lalu, tepatnya 1924. Ini bermula saat tibanya ahli geologi dari Standard Oil Company of California (Socal) di Indonesia pada 1924. Tim geologi Socal ini selanjutnya bermitra dengan Texaco yang akhirnya membentuk Caltex sekitar tahun 1930-an.
Selanjutnya, Caltex melakukan eksplorasi di daerah Sumatera Tengah yang kini dikenal dengan Riau.
Produksi pertama Blok Rokan berlangsung pada 1953 dan mencapai puncaknya pada 1973 dengan produksi sebanyak 1 juta barel per hari.
SKK Migas mencatat produksi terangkut (lifting) minyak Blok Rokan pada semester I 2021 ini rata-rata mencapai 160.646 barel per hari (bph) atau 97,4% dari target di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 sebesar 165.000 bph.
(wia)