Bos Widodo Makmur Perkasa Ungkap Potensi Besar Bisnis Unggas

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Rabu, 04/08/2021 12:32 WIB
Foto: Founder Widodo Makmur Perkasa Tumiyana (Tangkapan Layar CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu sumber gizi dalam wujud protein berasal dari produk hewani. Misalnya dari unggas. Terkait pemenuhannya, sejauh ini Indonesia masih bisa memenuhi kebutuhan protein dari dalam negeri.

Tapi, dalam realita, masih banyak kasus stunting atau anomal pertumbuhan anak yang disebabkan gizi buruk. Data Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menunjukkan jumlah kasus stunting di Indonesia pada 2019 mencapai 27,67% di seluruh Indonesia. Targetnya 2024 angka stunting dapat turun menjadi 14%.

Lantas bagaimana dengan ketersediaan pangan kita untuk menjangkau target itu?



CEO PT Widodo Makmur Perkasa Tumiyana mengatakan, kebutuhan konsumsi protein dari produk unggas mencapai 12,7 kg per kapita per tahun, sementara daging 2,7 kg per kapita per tahun. Pada tahun 2020 mengalami penurunan konsumsi mencapai 5%.

"Sementara di tahun 2021 meningkat lagi, turn over sektor daging sapi di atas Rp 63 triliun setahun, unggas di Rp 193 triliun, sebenarnya area itu masih lebar terkait dengan bicara stunting," katanya dalam Food & Agriculture Summit CNBC Indonesia, (4/8).

Sektor unggas di Indonesia masih bisa tumbuh dari sisi penyerapan. Karena sampai saat ini produk unggas yang menjadi salah satu sumber protein hewani di tanah air. Pasokan ayam ras di Indonesia ini juga masih surplus, mengutip data Kemendag, yang mencapai 3,8 juta ton per tahun, dan kebutuhan ayam 3,1 juta ton per tahun.

Tumiyana menjelaskan dengan pertumbuhan penduduk, konsumsi juga akan meningkat. Terlebih jika pendapatan per kapita Indonesia bisa meningkat. Oleh karena itu, pendekatan kepada end user itu penting supaya penyerapan produk unggas dan daging bisa lebih baik.



(miq/miq)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Tok! MK Putuskan Pemilu Nasional & Pilkada Dilakukan Terpisah