RI Terancam Krisis Pangan, Begini Strategi Jitu Pemerintah!

Rahajeng KH, CNBC Indonesia
03 August 2021 15:10
Deputi Bidang Kemaritiman  & SDA Bappenas Arifin Rudiyanto di acara Food and Agriculture Summit 2021
Foto: Deputi Bidang Kemaritiman & SDA Bappenas Arifin Rudiyanto di acara Food and Agriculture Summit 2021

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah tetap fokus pada upaya menciptakan ketahanan pangan, baik dari ketersediaan, akses, dan kualitas konsumsi dari hulu sampai hilir. Salah satunya food estate yang tengah dikembangkan dengan memadukan potensi yang dimiliki lahan dan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.

"Di sini yang penting kami kembangkan adalah petani tergabung di korporasi supaya lebih produktif dari sisi lahan, tenaga kerja, dan hilirisasinya. Jadi kita bekerja bersama menghadapi ancaman krisis pangan setelah pandemi ini," ujar Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Arifin Rudiyanto dalam Food and Agriculture Summit 2021, Selasa (3/8/2021).

Untuk meningkatkan produktivitas lahan dia juga memastikan melakukan evaluasi pada penyaluran subsidi pupuk agar tepat sasaran. Meski banyak kritikan perihal penyaluran subsidi pupuk yang tidak tepat sasaran pihaknya melakukan evaluasi setiap tahunya.

"Yang dilakukan seperti transformasi adalah mengubah sistem, dari subsidi ke komoditi, masalahnya pada akurasi dari data itu. Kita harus lihat betul berapa lahan yang harus diberikan subsidi dan jumlah petaninya. Saat ini kami sudah update data dan tidak hanya data numerik statistik, dan juga data spasial. Sehingga akurasinya lebih tepat," jelasnya.

Selanjutnya pemerintah akan menghitung jumlah pupuk yang harus tersedia dan berapa yang tersubsidi dan berapa yang tidak disubsidi. Dia menyebutkan permasalahannya selama ini adalah akurasi pendataan.

"Kami juga mengembangkan pupuk yang organik di beberapa kabupaten yang sudah jalan seperti di Bali, dimana pemerintah daerah setempat memberikan insentif buat pupuk organik," kata Arifin.

Pada kesempatan yang sama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan berbagai upaya yang dilakukan untuk menghadapi ancaman pangan, salah satunya dengan pembangunan food estate untuk penguatan sistem pangan nasional. Salah satu Food Estate ini ada di Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara.

"Berbagai pembatasan selama pandemi dan early warning crisis dari FAO meningkatkan awareness kita akan ketahanan pangan dalam jangka panjang. Untuk itu presiden mencanangkan proyek food estate dan berbagai kementerian dan lembaga kerjasama membangun proyek ini, dan dilakukan dengan sistem korporasi," kata Airlangga.

Skema korporasi petani dalam food estate juga memudahkan petani mendapatkan fasilitas lain yang disediakan pemerintah yang bekerja sama dengan BUMN dan Swasta. Airlangga menambahkan hal penting lainnya adalah menyiapkan cold storage yang bisa membuat petani mendapatkan hasil optimal baik on farm atau off farm. Program lain adalah holtikultura berorientasi ekspor yang terbukti meningkatkan pendapatan petani.

"Model korporasi ini akan membuat petani semakin modern dari hulu ke hilir secara utuh. Dari hulu pencanangan one village one product atau one pesantren one product bisa memudahkan pendampingannya dalam penerapan teknologi , sertifikasi, hingga pembangunan sistem logistik terpadu," kata dia.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Live Now! Dibuka Airlangga, Yuk Kupas Tuntas Ketahanan Pangan

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular