Raup Pendanaan Sumitomo Cs, PLTS Terapung Cirata Operasi 2022
Jakarta, CNBC Indonesia - Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata, Purwakarta, Jawa Barat telah mengamankan pendanaan atau financial close pada 2 Agustus 2021.
PLTS berkapasitas 145 Mega Watt AC (MWAc) ini mengamankan sumber pendanaan dari tiga lembaga keuangan internasional, di antaranya Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Societe Generale, dan Standard Charter Bank.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama PT PJB Gong Matua Hasibuan dalam konferensi pers kemarin, Selasa (03/08/2021).
Dengan tuntasnya urusan persyaratan dengan tiga lembaga pemberi pinjaman ini, maka pihaknya optimistis proyek pembangunan akan berjalan lancar dan bisa beroperasi pada November 2022 mendatang.
"Proyek ini melalui tahapan penting pada 2 Agustus capai titik kritis financial close, lender kami konfirmasi semua syarat terpenuhi, selanjutnya kawal hingga capai COD (Commercial Operation Date/ jadwal operasi) pada November 2022," tuturnya dalam konferensi pers, Selasa (03/08/2021).
Proyek PLTS yang bakal menjadi PLTS Terapung terbesar di Asia Tenggara ini diperkirakan akan menelan investasi sekitar US$ 145 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun (asumsi kurs Rp 14.500 per US$) karena setiap 1 MW diperkirakan membutuhkan investasi sekitar US$ 1 juta. Sebelumnya, investasi proyek ini diperkirakan sekitar US$ 129 juta.
Adapun sumber pendanaan proyek ini sebesar 80% berasal dari lembaga keuangan (lender) dan 20% dari modal perusahaan.
Pengembang proyek PLTS ini yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi (PMSE). PMSE merupakan perusahaan patungan antara PT PJBI (51%), unit usaha PT PLN (Persero), dan Masdar (49%), unit usaha Mubadala, perusahaan energi asal Uni Emirat Arab.
Proyek ini berada di Waduk PLTA Cirata, Purwakarta, Jawa Barat dengan luasan 200 Ha.
Sementara harga jual listrik PLTS terapung ini nantinya sebesar 5,82 sen US$ per kilo Watt hour (kWh). Proyek pembangkit ini memiliki skema Build, Own, Operate, and Transfer (BOOT) selama 25 tahun.
"Proyek ini akan berdampak positif untuk target EBT 23% pada 2025 dan membantu mewujudkan komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi karbon. Proyek ini juga membuka lapangan kerja dan menaikkan industri dalam negeri," tuturnya.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pahala Nugraha Mansury berpesan agar PLTS Terapung Cirata bisa rampung sesuai target yakni pada November 2022 mendatang, sehingga eksekusinya harus dipastikan berjalan dengan lancar.
"Dan untuk itu kami juga mohon dukungan, tentunya dari Kementerian terkait dan juga dari Pemda setempat khususnya, dalam hal ini adalah dari Provinsi Jawa Barat," lanjutnya.
(wia)