
Kapasitas Pembangkit Energi Terbarukan RI Baru 7,9 GW

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) menyebutkan bahwa kapasitas pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) nasional sampai dengan semester I 2021 baru mencapai 7,9 Giga Watt (GW).
Adapun total kapasitas pembangkit listrik nasional, baik milik PLN maupun pengembang listrik swasta (Independent Power Producers/ IPP) hingga semester I 2021 ini mencapai sekitar 63 GW. Artinya, kontribusi pembangkit berbasis EBT hingga semester I 2021 ini baru mencapai 12,5%.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini.
"Sampai semester I 2021 kapasitas pembangkit yang operasi 63 GW dengan porsi EBT sebesar 7,9 GW dan bauran EBT adalah 13%," kata Zulkifli, dalam konferensi pers, Selasa (03/08/2021).
Dengan masuknya proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata, Purwakarta, Jawa Barat berkapasitas 145 Mega Watt AC (MWAc), maka menurutnya proyek ini akan berkontribusi pada peningkatan kapasitas EBT sekitar 0,2%. Adapun target PLTS Terapung Cirata ini ditargetkan bisa beroperasi pada November 2022.
Zulkifli menegaskan perseroan akan mendukung upaya pemerintah dalam mencapai target bauran energi baru terbarukan 23% pada 2025 mendatang.
"Tentunya proyek PLTS Terapung Cirata ini akan kontribusi tambahan EBT sekitar 0,2%. Kami, PLN, dukung pemerintah capai target bauran EBT nasional 23% pada 2025 mendatang," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, ke depan PLN akan terus berupaya memenuhi target bauran dengan mendorong pemanfaatan pembangkit EBT lainnya, di antaranya pengembangan pembangkit hidro, panas bumi, dan lainnya.
"Kami harap ke depan pembangunan PLTS Cirata akan jadi pemicu dalam pengembangan EBT, khususnya PLTS dengan tarif yang semakin kompetitif sebagaimana upaya PLN hadirkan energi bersih, handal, dengan keekonomian yang wajar," tuturnya.
Proyek PLTS Terapung ini berada di Waduk PLTA Cirata, Purwakarta, Jawa Barat dengan luasan 200 Ha. Adapun harga jual listrik PLTS terapung ini nantinya sebesar 5,82 sen US$ per kilo Watt hour (kWh). Proyek pembangkit ini memiliki skema Build, Own, Operate, and Transfer (BOOT) selama 25 tahun.
Bila pembangkit listrik ini beroperasi, maka PLTS Terapung Cirata 145 MWac ini akan menjadi PLTS Terapung terbesar di Asia Tenggara dan terbesar kedua di dunia.
Dengan tuntasnya urusan persyaratan dengan lembaga pemberi pinjaman ini, maka pihaknya optimistis proyek pembangunan akan berjalan lancar dan bisa beroperasi pada November 2022 mendatang.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Raup Pendanaan Sumitomo Cs, PLTS Terapung Cirata Operasi 2022
