PLTS Terapung Cirata Rp 2,1 T Bakal Serap Produk Lokal 40%

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata, Purwakarta, Jawa Barat berkapasitas 145 Mega Watt AC (MWAc) telah mengamankan pendanaan (financial close) kemarin, Senin, 2 Agustus 2021.
Proyek PLTS yang diperkirakan bakal menjadi PLTS Terapung terbesar di Asia Tenggara ini diperkirakan akan menelan investasi sekitar US$ 145 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun (asumsi kurs Rp 14.500 per US$) karena setiap 1 MW diperkirakan membutuhkan investasi sekitar US$ 1 juta. Sebelumnya, investasi proyek ini diperkirakan sekitar US$ 129 juta.
Adapun sumber pendanaan proyek ini sebesar 80% berasal dari lembaga keuangan (lender) dan 20% dari modal perusahaan. Ada tiga lembaga keuangan yang akan mendanai proyek ini yaitu Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Societe Generale, dan Standard Charter Bank.
Direktur Utama PT PJB Gong Matua Hasibuan dalam konferensi pers hari ini, Selasa (03/08/2021), mengatakan nantinya Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) proyek PLTS Terapung Cirata ini akan mencapai sebesar 40%.
"Proyek ini berkomitmen penuhi TKDN 40%, tarif kompetitif US$ 5,817 sen, turunkan BPP sistem Jamali. Proyek ini merupakan proyek pionir dengan inovasi tekno yang pertama di Indonesia," ungkapnya.
Hal senada disampaikan oleh Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/ Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Imam Soejoedi.
Menurutnya, berdasarkan amanah dari Menteri, TKDN proyek ini wajib 40%.
"Pak Menteri berikan amanah pada kami menyampaikan agar bahwa proyek ini wajib TKDN 40%," ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, pengembangan proyek ini harus memberikan kemanfaatan bagi masyarakat sekitar dan pengusaha di sekitar proyek, sehingga perekonomian bisa terdorong.
"Harus berikan kemanfaatan bagi masyarakat sekitar dan pengusaha di sekitar proyek," tegasnya.
Proyek PLTS Terapung Cirata ini dioperasikan PT Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi (PMSE). PMSE merupakan perusahaan patungan antara PT PJBI (51%), unit usaha PT PLN (Persero), dan Masdar (49%), unit usaha Mubadala, perusahaan energi asal Uni Emirat Arab.
Bila pembangkit listrik ini beroperasi, maka PLTS Terapung Cirata 145 MWac ini akan menjadi PLTS Terapung terbesar di Asia Tenggara dan terbesar kedua di dunia.
Dengan tuntasnya urusan persyaratan dengan lembaga pemberi pinjaman ini, maka pihak pengembang optimistis proyek pembangunan akan berjalan lancar dan bisa beroperasi pada November 2022 mendatang.
[Gambas:Video CNBC]
PLTS Terapung Terbesar di ASEAN Amankan Dana dari Sumitomo Cs
(wia)