Integrasi Fisik Transportasi & Integrasi Tarif Harus Sejalan

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
30 July 2021 16:26
Halte CSW (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Halte CSW (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setidaknya ada 13 sebaran Transit Oriented Development (TOD) di DKI Jakarta yang bersinggungan dengan berbagai angkutan publik di DKI Jakarta.

Tiga belas TOD tersebut antara lain Dukuh Atas, Kampung Rambutan, Blok M, Lebak Bulus, Tanjung Priok, Grogol dan Rawa Buaya. Selanjutnya adalah Cawang, Senen, Tanah Abang, Jakarta Kota, Manggarai dan Harmoni.

"Integrasi fisik memang harus bicara ruang perubahan di simpul-simpul transportasi. Sejak tahun lalu ada 4 penataan stasiun, yaitu Senen, Juanda, Sudirman dan Tanah Abang," ujar Sekretaris Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Massdes Arouffy dalam FGD 3 Pilar Integrasi Masa Depan Transportasi Jakarta, Kamis (29/7/2021).

Berbicara mengenai TOD tak bisa lepas dari integrasi transportasi yang menurutnya memiliki sederet manfaat. Salah satunya adalah bagaimana layanan tersebut akomodatif terhadap kebutuhan sistem e-ticketing atau sistem pembayaran transportasi. Dengan demikian, setiap proses integrasi fisik transportasi harus memikirkan penerapan integrasi sistem pembayarannya.

"Kita harap semua fasilitas integrasi, in line dengan ticketing. Di mana cukup 1 kali tap in masuk dan keluar, walau berpindah. Meski ini butuh effort mewujudkan, namun ini bisa memberikan kemudahan kepada pengguna," tegasnya.

Sementara itu Kasubdit Integrasi Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Erna Suharti menjelaskan bagaimana konsep integrasi moda transportasi di wilayah Jabodetabek. Ada simpul besar, kecil dan besar tergantung dengan moda yang melewati wilayah tersebut.

"Sebagai contoh simpul Dukuh Atas terbesar, karena dilewati MRT, LRT Jabodebek, Kereta Api Bandara, Commuterline dan Transjakarta," katanya.

Selanjutnya simpul sedang, yaitu yang sedang berjalan di Cawang-Halim. Ini terkait pembangunan Commuterline Jabodebek dengan KA Cepat Jakarta-Bandung.

Kebutuhan akan integrasi tarif transportasi umum memang sudah dinantikan oleh warga Jabodetabek. Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 1.523 pengguna transportasi umum di Jabodetabek, sebanyak 96,1% responden setuju dengan rencana pengintegrasian tarif sejumlah transportasi umum di Jakarta.

"Ternyata masyarakat kita sudah ingin sama dengan masyarakat kota dunia lainnya," ujar Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Haris Muhammadun.

Dalam survei tersebut juga terungkap bahwa mayoritas atau 54,8% responden memilih tarif integrasi maksimal kurang dari Rp 10.000 untuk sekali perjalanan. Sementara sebanyak 30,7% memilih tarif antara Rp 10.000 sampai Rp 15.000.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Integrasi Transportasi Bakal Dongkrak Pariwisata Jakarta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular