Banyak Kendala, MRT Jakarta Fase 2A Nembus Perut Bumi 27 M

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
18 August 2022 18:45
Pekerja menyelesaikan pengerjaan pembangunan proyek MRT Fase II CP 201 di kawasan  M.H. Thamrin, Jakarta, Rabu (1/12/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pekerja menyelesaikan pengerjaan pembangunan proyek MRT Fase II CP 201 di kawasan M.H. Thamrin, Jakarta, Rabu (1/12/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A dengan total panjang sekitar 6,3 kilometer resmi dimulai. Termasuk paket pekerjaan yang sempat terhambat seperti contract package (CP) 202 dari Harmoni-Mangga Besar yang sempat mengalami gagal tender beberapa kali.

Pembangunan Fase 2A mulai dari CP 202 pelaksanaan konstruksi dilakukan pada 18 Juni 2022. Dengan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) kepada Shimizu Adhi Karya Joint Venture (SAJV) sebagai kontraktor pelaksana pada 27 Juli 2022, sebagai masa awal dimulainya pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalur Harmoni hingga Mangga Besar.

Namun persoalan belum selesai, kegiatan paket konstruksi ini memiliki harus menghadapi sejumlah tantangan. 

"PT MRT Jakarta (Perseroda) akan mengelola dan memitigasi risiko agar pekerjaan konstruksi dapat berlangsung dengan aman," kata Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta (Persero) Rendi Alhial dalam keterangan tertulis dikutip, Kamis (18/8/2022).

Sehingga, lanjutnya, MRT Jakarta memutuskan untuk membangun tiga stasiun ruas ini pada kedalaman 27 meter bawah tanah.

Berikut deretan rintangan pembangunan MRT Jakarta Fase 2A:

1. Koridor Sempit

Rendi menjelaskan area konstruksi CP 202 berada di ruas jalan Gajah Mada dan Jalan Hayam Wuruk, yang dipisahkan oleh Sungai Ciliwung Gajah Mada. Selain itu lokasi konstruksi untuk area CP202 sangat berdekatan dengan bangunan sekitar.

"Dengan mempertimbangkan adanya sungai Ciliwung Gajah Mada tersebut, maka penempatan stasiun bawah tanah di CP202 berada di bawah ruas jalan," ujarnya.

Lokasi stasiun Harmoni nantinya berada di bawah jalan Gajah Mada, Stasiun Sawah Besar di bawah jalan Gajah Mada, stasiun Mangga Besar di bawah jalan Hayam Wuruk.

Selain itu dengan ruas jalan Gajah Mada dan Hayam Wuruk yang terbatas maka lebar stasiun Sawah Besar dan Mangga Besar akan lebih sempit kurang lebih 14 meter. Dengan desain kedua stasiun itu lebih dalam kurang lebih 27 meter dengan 4 lantai di bawah tanah, dan ratangga ke arah selatan dan utara berada pada level yang berbeda.

"Terdapat koridor untuk penumpang yang melintasi bawah sungai Ciliwung Gajah Mada, dengan metode konstruksi khusus untuk mengakomodir akses penumpang seluruh arah," katanya.

2. Jenis Tanah Lunak

Dijelaskan pula jenis tanah area pembangunan masuk kategori soft soil. Makanya akan dilakukan penanganan khusus terhadap penurunan tanah (land subsidence) dengan peningkatan kondisi tanah eksisting di ketiga area stasiun.

"Pada tahap awal konstruksi, dengan metode jet grouting dan dilakukan penebalan dinding stasiun (diaphragm wall/d wall). Metode konstruksi khusus juga disiapkan melihat pembangunan berdekatan dengan bangunan sekitar yang berusia tua.

3. Kawasan Heritage

Melihat konteks sejarah area stasiun maka, dilakukan kegiatan archeological test pit, atau ekskavasi arkeologi untuk mengetahui potensi benda bersejarah pada galian proyek.

"Selama proses berlangsung akan dilakukan pemasangan sensor khusus pada bangunan cagar budaya yang berada di jalur CP202, pemasangan sensor bertujuan memantau kondisi bangunan cagar budaya selama masa konstruksi," katanya.

Untuk diketahui dalam pengerjaan tahap awal ini, akan terjadi pengurangan lajur lalu lintas kendaraan mulai dari simpang Harmoni sampai Jl. K.H. Hasyim Ashari menjadi 2 lajur reguler dan dua lajur Transjakarta. Lalu dari Jl. KH Hasyim Ashari sampai Simpang Mangga Besar lalu lintas menjadi tiga lajur mix traffic.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Harta Karun Belanda di Proyek MRT, Pertama & Tertua di RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular