Integrasi Transportasi Jabodetabek Hemat Waktu Tempuh 40%

Yuni Astutik & Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
30 July 2021 09:55
Halte CSW (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Halte CSW (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana integrasi transportasi di Jabodetabek diyakini akan memangkas waktu tempuh perjalanan angkutan umum hingga 40%.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Seksi Pembangunan Jalan Tidak Sebidang Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hananto Krisna dalam FGD 3 Pilar Integrasi Masa Depan Transportasi Jakarta, Kamis (29/7/2021).

"Kira-kira 30-40% pengurangan waktu pemangkasan dari seluruh waktu perjalanan. Hampir bisa memangkas 1/3 waktu perjalanan," ujar Hananto.

Sebagai contoh dengan adanya Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) antara koridor TransJakarta, bisa memangkas perpindahan pengguna transportasi umum menggunakan moda transportasi lainnya.

"Orang yang turun dari TransJakarta bisa lanjut jalan kaki," katanya menambahkan.

Pemotongan waktu tempuh ini yang dibutuhkan oleh pengguna transportasi Jabodetabek. Berdasarkan survei dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), sebanyak 32,5% responden mengaku menghabiskan waktu di atas 10 menit untuk berpindah dari satu moda ke moda transportasi lain.

Survei yang dilakukan kepada 1.532 pengguna transportasi tersebut mengungkap bahwa 21,2% responden menghabiskan waktu 10-15 menit untuk pindah moda transportasi. Sementara 8,5% responden membutuhkan waktu antara 15 menit sampai 30 menit.

"Salah satu target integrasi secara fisik adalah transportasi umum bisa menyatu dan waktu pindah moda sesingkat-singkatnya," ujar Ketua DTKJ Haris Muhammadun.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Massdes Arouffy menjelaskan bagaimana skema integrasi transportasi memprioritaskan non motoris termasuk pejalan kaki hingga pesepeda.

"Dalam membangun jaringan, DKI jakarta memberikan atensi untuk mendukung pesepeda dan pejalan kaki," katanya dalam FGD 3 Pilar Integrasi Masa Depan Transportasi Jakarta, Kamis (29/7/2021).

Dia menambahkan, secara prinsip integrasi fisik transportasi tersebut memiliki beragam manfaat. Misalnya menjadi lebih mudah jika ingin berpindah dari satu moda ke moda yang lain. Di mana secara jarak ada satu area yang dekat sehingga dengan jarak yang dekat otomatis waktu lebih cepat.

"Hasil survei menunjukkan, baru separuh di bawah 10 menit, selebihnya lebih lama. Diharapkan simpul-simpul transportasi untuk transit bisa berdekatan," tegasnya.

Jokowi meninjau stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia (Biro Pers Sekretariat Presiden/ Muchlis Jr)Foto: Jokowi meninjau stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia (Biro Pers Sekretariat Presiden/ Muchlis Jr).



Manfaat lain dari integrasi fisik adalah membuat pengguna transportasi umum adalah lebih nyaman. JPO dan terowongan diharapkan tidak penuh saat jam sibuk sehingga pengguna masih nyaman menggunakan area tersebut. Masdess juga mengingatkan, yang tidak kalah penting adalah bagaimana integrasi tersebut akomodatif terhadap kebutuhan sistem e-ticketing.

"Kita harap semua fasilitas integrasi, in line dengan ticketing," katanya singkat.

Dia menjelaskan, bagaimana hanya dengan 1 kali tap in maka sudah bisa mengakomodir masuk dan keluar area moda transportasi walau harus berpindah. "Meski ini butuh effort mewujudkan, namun ini bisa memberikan kemudahan kepada pengguna," ujarnya

Terakhir, lanjutnya, adalah bagaimana memenuhi aspek keamanan bagi seluruh pengguna prasarana.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 96% Warga Jabodetabek Ingin Tarif Transportasi Terintegrasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular