Integrasi Tarif Transportasi, KCI: Ada Ruang Penyesuaian

Jakarta, CNBC Indonesia- Plt Direktur Utama Kereta Commuter Indonesia (KCI) Roppiq Lutzfi Azhar mengungkapkan masih ada ruang untuk penyesuaian tarif perjalanan CommuterLine di atas tarif yang ada saat ini. Hal ini mendukung program integrasi sistem pembayaran transportasi umum di Jabodetabek.
Dia mengungkapkan dalam beberapa tahun terakhir tidak banyak perubahan tarif yang dilakukan oleh perusahaan yang memiliki jaringan 105 stasiun di wilayah Jabodetabek ini.
"Kami sudah melakukan beberapa survei, salah satunya dengan YLKI yang menunjukkan kemampuan dan kemauan membayar penumpang sudah di atas tarif yang berjalan saat ini. Dengan begitu masih ada ruang untuk penyesuaian tarif," kata Roppiq, dalam FGD "3 Pilar Integrasi: Masa Depan Transportasi Jakarta", Rabu (28/7/2021).
Dia mengatakan saat ini tarif perjalanan 10 km pertama senilai Rp 3.000, namun dalam survei YLKI kemampuan membayar pengguna sudah di angka Rp 5.000. Kemudian untuk tarif 10 km berikutnya, saat ini masih berlaku Rp 1.000. Sementara itu dari survei tersebut willingness and abillity to pay masyarakat di angka Rp 2.000.
"Saat ini kami masih melakukan integrasi secara fisik di beberapa stasiun, tetapi akan segera dilakukan integrasi tarif ticketing di bawah koordinasi Jaklingko dalam sistem pentarifan," kata dia.
Roppiq menjelaskan tarif KCI selama ini tidak banyak berubah, pada 2013 ditetapkan untuk 5 stasiun pertama berlaku tarif Rp 3.000 dan 3 stasiun berikutnya Rp 1.000. Angka ini kemudian berubah pada 2015 menjadi 25 km pertama tarifnya Rp 3.000 dan 10 km berikutnya dikenakan Rp 1.000.
Perubahan berikutnya dilakukan pada 2016, dengan skema tetap namun ada batas tarif maksimal yang dikenakan yakni Rp 12.000, dan pada 2017 tarif maksimal disesuaikan menjadi Rp 13.000.
Sebagai informasi, DKI Jakarta telah mulai menerapkan integrasi sistem transportasi secara fisik dan akan terus berlanjut seiring hadirnya moda transportasi baru. Selain itu, juga akan diluncurkan dalam waktu dekat integrasi sistem pembayaran transportasi.
Dengan demikian pada masa mendatang pengguna transportasi di Jabodetabek cukup sekali melakukan pembayaran, meskipun berpindah ke moda transportasi lainnya.
[Gambas:Video CNBC]
Sejarah Transportasi DKI, Dari Kuno Jadi Secanggih Singapura
(dob/dob)