
Kendala Integrasi Transportasi DKI, Pembangunan Belum Selesai
Jakarta, CNBC Indonesia- Direktur Utama PT LRT Jakarta Wijanarko mengungkapkan saat ini integrasi fisik baru bisa dilakukan dengan Transjakarta dan belum bisa dilakukan oleh transportasi berbasis rel sepertu MRT ataupun CommuterLine. Salah satu kendala dari integrasi fisik ini adalah pembangunan LRT yang masih berlanjut sampai beberapa tahun mendatang.
"Saat ini kami punya rute eksisting 5,8 km dan baru bisa diintegrasikan dengan moda transportasi berbasis jalan, karena kami saat ini belum terintegrasi secara fisik antarmoda rel. Saat ini integrasi dengan Transjakarta sudah dilakukan di stasiun Velodrome," kata Wijanarko dalam FGD "3 Pilar Integrasi: Masa Depan Transportasi Jakarta", Rabu (28/7/2021).
Nantinya pada fase 2A dan 2B LRT ditargetkan bisa terhubung dengan CommuterLine dan juga LRT Jabotabek. Untuk Fase 2A akan dilakukan pada 2022 dan ditargetkan rampung 2025, setelahnya LRT akan terhubung dengan stasiun Klender yang menjadi titik integrasi. Pembangunan berikutnya, stasiun KCI yang akan terhubung adalah Stasiun Rajawali.
"Dengan integrasi ini kami mengharapkan feeding penumpang dari arah timur dan diharapkan ada alternatif untuk melanjutkan ke arah Kelapa Gading," ujarnya.
Wijanarko menyebutkan ada beberapa rencana 7 titik rencana pengembangan integrasi LRT dan Transjakarta, kemudian integrasi dengan LRT Jabotabek akan ada di sekitaran Cawang.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Integrasi Tarif Transportasi, KCI: Ada Ruang Penyesuaian
