Ada Teknologi Baru Ini, Rencana Pensiunkan PLTU Bisa Batal!

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) punya strategi untuk mencapai netral karbon pada 2060 mendatang. Salah satu strateginya adalah dengan inovasi teknologi Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS).
Dengan penggunaan teknologi CCUS ini, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara disebut tetap bisa dimanfaatkan tanpa menimbulkan efek gas rumah kaca (GRK).
Direktur Perencanaan Korporat PT PLN (Persero) Evy Haryadi mengharapkan agar dalam 15 tahun ke depan teknologi ini sudah bisa diterapkan secara ekonomis. Jika ini dilakukan, maka diperkirakan PLTU tua yang perlu dipensiunkan hanya sebesar 1 Giga Watt (GW) dari rencana awal hingga 49 GW sampai 2056 mendatang.
Adapun 1 GW PLTU yang akan dipensiunkan merupakan yang masuk dalam rencana pensiun tahap awal, yakni PLTU Subcritical Tahap Pertama pada 2030.
"Kami perkirakan 2030 sudah bisa di-retirement (dipensiunkan) dan mulai 2035 kita sudah bisa gunakan CCUS," paparnya dalam Webinar: Masa Depan Batu Bara dalam Bauran Energi Nasional, Senin malam (27/07/2021).
Konsumsi batu bara untuk pembangkit listrik diperkirakan masih akan tumbuh sampai 2030. Dengan menggunakan teknologi CCUS, diperkirakan bisa tetap mempertahankan penggunaan batu bara sekitar 150 Tera Watt hour (TWh).
"Maka kita perkirakan (PLTU) ini akan bisa flat sepanjang tahun sampai 2060. Tapi secara fuel mix tetap turun karena porsinya akan banyak renewable energy yang akan digunakan. Tapi secara volume, paling tidak kita bisa pertahankan di volume tertentu yang semua kita gunakan," jelasnya.
Akan tetapi, dia mengakui bahwa teknologi CCUS memiliki kelemahan yakni dapat menurunkan kapasitas pembangkit listrik hingga sekitar 30%-40%. Artinya, jika ada pembangkit dengan kapasitas 100%, maka listrik yang dihasilkan hanya akan sekitar 70% dari kapasitas awal.
"Ada masalah juga dari sisi storage. Umumnya storage diambil dari depleted gas field yang belum tentu ada di sekitar power plant yang nantinya akan bawa cost," lanjutnya.
Berbagai tantangan yang ada membuat kelayakan teknis dan ekonomi menjadi tantangan ke depannya. Sementara teknologi CCUS ini akan menjadi solusi agar PLTU akan tetap ada sampai tahun 2060.
"Sehingga, kelayakan teknis dan ekonomisnya jadi challenging kalau ini jadi solusi untuk membawa PLTU batu bara untuk tetap ada di masa 2060," paparnya.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu PLN sempat menjabarkan rencana mempensiunkan PLTU, antara lain sebagai berikut:
- 2025, menggantikan PLTU dan PLTMG dengan pembangkit listrik berbasis EBT sebesar 1,1 GW.
- 2030, mempensiunkan PLTU Subcritical tahap pertama 1 GW.
- 2035, mempensiunkan PLTU Subcritical tahap kedua 9 GW.
- 2040, mempensiunkan PLTU Supercritical 10 GW.
- 2045, mempensiunkan PLTU Ultra Supercritical tahap pertama 24 GW.
- 2045-2055, mempensiunkan PLTU Ultra Supercritical secara bertahap.
- 2055, mempensiunkan PLTU Supercritical terakhir 5 GW.
[Gambas:Video CNBC]
Pengusaha Listrik Swasta Minta RI Tak Musnahkan PLTU
(wia)