
Pegusaha Was-was PPKM Diperpanjang: Omzet Lenyap Rp40 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaksanaan PPKM Level 4 telah memukul pengusaha mal dan ritel. Jika kembali diperpanjang setelah 2 Agustus, dipastikan potensi kehilangan omzet pendapatan akan semakin lebih besar.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan dampaknya berat karena penyewa toko dan mal tutup tidak bisa berjualan. Sementara penyewa toko meminta kebijakan keringanan dari sewa dan service charge. Hal ini membuat pendapatan pusat belanja merosot.
"Pendapatan merosot tajam, pusat belanja masih ada biaya operasi yang cenderung tidak berubah nilainya. Khususnya dari listrik harus bayar walaupun tidak ada pemakaian tapi ada tarif pemakaian minimum, begitu juga gas harus bayar, pajak reklame," jelasnya kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (28/7/2021)
Berdasarkan hitungan yang dibuat anggota asosiasi yang berjumlah 350 pusat belanja, paling tidak dalam satu bulan potensi kehilangan dari pendapatan sewa mencapai Rp 5 triliun selama masa PPKM Darurat dan PPKM Level 4 ini.
"Itu potensi angka kehilangan pendapatan jikaPPKM darurat berlangsung, kalau dua bulan ya jadi Rp 10 triliun," jelasnya.
Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengatakan potensi kehilangan omzet pada penyewa tenant mencapai Rp 40 triliun.
"Ini yang kita ungkapkan pada pemerintah bahwa ritel adalah ujung tombak. supplier ekosistem harus kita bantu, Dengan produksinya kami jual. Toko nggak ada gimana mau jual. Padahal sektor konsumsi ini menopang ekonomi," jelasnya.
"Saat ini orang menyimpan uang di bank mencapai Rp 800 triliun. Itu tidak dipakai. Kita harapkan segera ada event atau tindakan orang nyaman berbelanja dengan prokes ketat supaya orang mau membelanjakan uangnya juga," jelasnya.
Budihardjo menjelaskan jika PPKM Darurat berlarut-larut, efisiensi yang akan dilakukan bisa mengurangi jumlah gerai. Ini adalah langkah terakhir untuk bertahan di masa pandemi.
"Mungkin penyewa akan melihat lokasi itu apakah kita pertahankan atau tidak. ini berkaitan dengan pengembangan ekspansi toko atau yang eksisting dipertahankan atau tidak," jelasnya.
(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pusat Perbelanjaan Sudah Bisa Dibuka Kembali di Wilayah Ini