Cadangan Batu Bara RI Sampai 65 Tahun, Ini Sumber Daerahnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sumber daya dan cadangan batu bara RI masih cukup untuk 65 tahun ke depan.
Adapun sumber daya dan cadangan batu bara terbesar ada di Kalimantan dan Sumatera.
Ridwan Djamaluddin, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, mengatakan ini menjadi potensi RI dalam menyediakan energi dengan harga yang terjangkau.
Umur cadangan mencapai 65 tahun ini sudah dengan asumsi produksi batu baranya sebesar 600 juta ton per tahun.
"Batu bara kita masih banyak, 60-65 tahun umur cadangan, Sumatera, Kalimantan, ini potensi besar. Andalan Indonesia sediakan energi dengan harga terjangkau," paparnya dalam Webinar: Masa Depan Batubara dalam Bauran Energi Nasional, Senin malam (27/07/2021).
Berdasarkan data yang dia paparkan, total sumber daya batu bara RI mencapai 143,7 miliar ton dan cadangan sebesar 38,84 miliar ton. Kalimantan menyumbang sumber daya sebesar 88,31 miliar ton dan cadangan sebesar 25,84 miliar ton. Ini artinya, Kalimantan menyumbang 62,11% dari "harta karun" batu bara nasional.
Kemudian, sumber daya batu bara di Sumatera 55,08 miliar ton dan cadangan mencapai 12,96 miliar ton. Sumetera menyumbang 37,70% dari potensi batu bara nasional.
Selain itu, ada juga daerah lainnya yang menyimpan cadangan batu bara, meski dalam porsi kecil, di antaranya Jawa menyumbang sumber daya 0,06 miliar ton, Sulawesi 0,07 miliar ton, Papua sebesar 0,01 miliar ton, dan Halmahera 0,01 miliar ton.
Hal senada sebelumnya disampaikan oleh Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia. Dia mengatakan cadangan batu bara RI diperkirakan bisa bertahan sampai dengan 60 tahun ke depan.
Perkiraan tersebut dengan asumsi jumlah cadangan terbukti sekitar 36 miliar ton dan produksi batu bara rata-rata per tahunnya sekitar 600 juta ton. Namun untuk memproduksinya, menurutnya ini akan bergantung pada nilai keekonomian, terutama harga batu bara ke depannya.
"Balik lagi ke nilai ekonomi yang terpenting pada harga komoditas, jadi cadangan itu bisa naik dan bisa turun. Tergantung keekonomian, sekarang kita punya 60 tahun cadangan secara umum," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (13/07/2021).
Meski memiliki cadangan yang bisa dimanfaatkan setidaknya hingga 60 tahun ke depan, namun menurutnya industri ini bisa tenggelam lebih cepat atau pada akhirnya tidak ada lagi yang memanfaatkan batu bara.
Hal ini terutama dikarenakan dunia mulai berlomba-lomba meninggalkan energi fosil, termasuk batu bara, dan menuju energi terbarukan yang dianggap lebih ramah lingkungan sebagai upaya mengurangi emisi karbon.
"Isu perubahan iklim, orang makin mempercepat, jadi 60 tahun gak akan bisa dimanfaatkan juga karena orang percepat net zero emission, berarti kurang dari 60 tahun," ujarnya.
[Gambas:Video CNBC]
Ini Daerah Tajir Batu Bara di Indonesia
(wia)