Internasional

Ini Kabar Terbaru India Usai Dihantam 'Tsunami' Covid-19

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
27 July 2021 08:35
Petugas medis mendatangi rumah warga yang akan di Vaksin di India. (AP/Dar Yasin)
Foto: Petugas medis mendatangi rumah warga yang akan di Vaksin di India. (AP/Dar Yasin)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebelum Indonesia mengalami lonjakan kasus Covid-19, hal ini pernah dialami India. Kasus harian, bahkan jauh lebih tinggi menembus angka ratusan ribu.

Meski gelombang pandemi di Negeri Bollywood ini mulai turun, tetapi jumlah kasus infeksi masih tergolong tinggi. India mencatat 39.361 kasus baru Covid-19 per kemarin, Senin (26/07/2021).

Beberapa negara bagian Timur Laut mencatat jumlah kasus baru tertinggi. Kerala mencatat 17.466 kasus, diikuti oleh Maharashtra 6.843 kasus. Lalu, Mizoram dengan 2.307 kasus, Andhra Pradesh dengan 2.252 kasus, dan Odisha dengan 1.833 kasus.

Dilansir dari India Today, kasus kematian terbanyak dilaporkan dari Maharashtra dengan 123 jiwa. Lalu diikuti oleh Odisha dengan 67 kasus kematian. Dengan demikian, total ada 416 kasus kematian baru per kemarin.

Terlepas dari kasus yang masih tinggi, India juga mencatat 5.968 pasien sembuh. Namun, secara total, India tercatat memiliki total 31.411.262 kasus infeksi, dengan korban tewas India kini telah mencapai 420.967 orang.

Tingkat pemulihan India sekarang berada di 97,35%. Sebanyak 35.968 pasien sembuh per kemarin, Senin.

Gelombang kedua India memang disebabkan oleh varian Delta, yang ditemukan di negara itu pada Oktober 2020 lalu. Sejak saat itu, varian menular di India dan juga sejumlah negara lain di dunia.

Varian juga telah menggantikan posisi varian Alfa yang sebelumnya dominan. Varian Alfa diketahui ditemukan di Inggris pada musim gugur lalu.

Halaman 2>>

Sementara itu, pelonggaran juga sudah dilakukan negeri Perdana Menteri Narendra Modi itu. Ini kembali menyebabkan kerumunan di tempat wisata dan pusat perbelanjaan.

Padahal, otoritas di India sudah mewanti-wanti untuk 100 hari ke depan menjadi masa yang krusial bagi negeri itu dalam penanganan virus corona di sana. Seperti yang dilansir The Straits Times pekan lalu, ahli kesehatan dan epidemiologi percaya akan ada gelombang ketiga pandemi di India, melihat longgarnya aturan di India.

Seperti tidak menggunakan masker dan aturan jaga jarak. Terutama jika virus kembali bermutasi ke varian yang lebih mengerikan.

"Gelombang ketiga diperkirakan terjadi antara Agustus dan Oktober, dengan berbagai varian virus di India, kehadiran varian yang sangat menular ini disebabkan pergerakan masyarakat yang bebas dan kerumunan orang di sejumlah tempat," kata Presiden Yayasan Kesehatan Masyarakat India, Profesor K. Srinath Reddy.

"Dan banyaknya orang tidak divaksinasi akan menciptakan gelombang ketiga. Jika kita amati untuk mencegah kita harus membatasi pergerakan di awal bukan di akhir," tambahnya.

Menurutnya jika masyarakat lalai maka India akan mengalami kembali lonjakan yang parah. Hal ini karena tidak semua orang sudah di inokulasi oleh vaksin, dan masih banyak jumlah orang yang rentan tersisa dalam populasi walaupun tidak sebanyak pada gelombang kedua.

Sebelumnya India mengalami gelombang kedua yang menghancurkan, dengan lebih dari 400 ribu kasus dan 4 ribu kematian setiap harinya pada puncaknya.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular