Lagi, Ramalan Sri Mulyani & Bos BI Terbukti! Apa Itu?
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) masih memperkirakan laju inflasi bulan ini sangat lambat, bahkan hampir mendatar. Nyaris tidak ada kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan harga signifikan, bahkan beberapa malah turun harga.
Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) pekan IV, BI memperkirakan inflasi Juli 2021 sebesar 0,01% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Tidak berubah dibandingkan SPH pekan sebelumnya.
Dengan demikian, inflasi sepanjang 2021 atau tahun kalender (year-to-date/ytd) menjadi 0,75%. Sedangkan inflasi tahunan (year-on-year/yoy) adalah 1,45%.
"Penyumbang utama inflasi Juli 2021 sampai dengan minggu keempat yaitu komoditas cabai rawit sebesar 0,04% (mtm), tomat sebesar 0,02% (mtm), bawang merah, kangkung, bayam, kacang panjang dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain daging ayam ras sebesar -0,09% (mtm), telur ayam ras sebesar -0,03% (mtm), emas perhiasan dan jeruk masing-masing sebesar -0,02% (mtm), dan tarif angkutan udara sebesar -0,01% (mtm)," demikian keterangan tertulis BI.
Mengutip catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga rata-rata nasional telur ayam ras pada 23 Juli ada di Rp 25.900/kg. Sama persis dibandingkan posisi sebulan sebelumnya.
Harga gula pun terpantau stabil. Pada 23 Juli, harga gula pasir lokal adalah Rp 13.250. Dalam sebulan terakhir, harga tidak pernah beranjak dari titik itu.
Sedangkan harga sembako yang turun salah satunya adalah daging ayam ras. Akhir pekan lalu, harga rata-rata nasional daging ayam ras adalah Rp 33.700/kg. Turun 9,41% dari sebulan sebelumnya.
Tidak hanya itu, harga beras ternyata juga turun. Harga beras medium I pada 23 Juli adalah Rp 11.700, turun tipis 0,42% dari sebulan sebelumnya.
Halaman Selanjutnya --> Permintaan Masyarakat Lesu
(aji/aji)