Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah telah resmi memperpanjang diskon tarif listrik untuk pelanggan berdaya 450 Volt Ampere (VA) dan 900 VA bersubsidi hingga Desember 2021, dari awalnya hanya sampai September 2021.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan kebutuhan anggaran untuk subsidi diskon listrik sepanjang 2021 mencapai Rp 11,72 triliun, sedikit lebih besar dari yang diperkirakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebesar Rp 11,6 triliun.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Ida Nurhayatin Finahari mengatakan, perkiraan tersebut sudah dengan mempertimbangkan realisasi subsidi untuk diskon listrik pada semester I 2021 sebesar Rp 6,75 triliun untuk 32,90 juta pelanggan.
Pada Januari-Juni 2021 realisasi subsidi tersebut terdiri dari subsidi untuk diskon tenaga listrik Rp 5,39 triliun dan pembebasan rekening minimum dan biaya beban/abonemen Rp 1,35 triliun.
Ida menyampaikan kebutuhan anggaran pada triwulan III tahun 2021 atau Juni sampai September sebesar Rp 2,43 triliun untuk 26,82 juta pelanggan, terdiri dari diskon tarif tenaga listrik Rp 1,99 triliun dan pembebasan rekening minimum dan biaya beban/abonemen Rp 442,7 miliar.
"Untuk triwulan III diskon tarif rumah tangga, bisnis kecil dan industri kecil target pelanggan 25,7 juta, kebutuhan anggaran Rp 1,99 triliun, dan untuk pembebasan rekening minimum dan biaya beban/abonemen Rp 442,7 miliar untuk 1,13 juta pelanggan," jelasnya dalam diskusi acara Ruang Energi, Kamis (22/07/2021).
Selanjutnya pada triwulan IV 2021 kebutuhan anggaran sebesar Rp 2,54 triliun untuk 27,12 pelanggan, terdiri dari subsidi untuk diskon tarif tenaga listrik Rp 2,08 triliun, dan pembebasan rekening minimum dan dan biaya beban/abonemen Rp 463,1 miliar.
"Sehingga total selama tahun 2021 sebesar Rp 11,72 triliun, yang terdiri dari diskon tarif tenaga listrik Rp 9,46 triliun dan biaya beban/abonemen Rp 2,26 triliun," jelasnya.
Berikut rincian diskon listrik yang diberikan:
- Pelanggan berdaya 450 Volt Ampere (VA):
Diskon tarif listrik sebesar 50% selama April-Desember 2021.
Diskon tarif listrik sebesar 100% selama Januari-Maret 2021.
- Pelanggan berdaya 900 VA bersubsidi:
Diskon tarif listrik sebesar 25% selama April hingga Desember 2021.
Diskon tarif listrik sebesar 50% selama Januari-Maret 2021.
Bantuan biaya rekening minimum:
Diskon 50% bagi pelanggan industri, bisnis, dan sosial selama April-Desember 2021.
Diskon 100% bagi pelanggan industri, bisnis, dan sosial selama Januari-Maret 2021.
Bantuan biaya beban atau biaya abonemen:
Diskon 50% bagi pelanggan industri, bisnis, dan sosial selama April-Desember 2021.
Diskon 100% bagi pelanggan industri, bisnis, dan sosial selama Januari-Maret 2021.
Kementerian ESDM mencatat realisasi subsidi untuk diskon listrik sampai semester I 2021 mencapai Rp 6,75 triliun. Realisasi subsidi tersebut terdiri dari realisasi triwulan I sebesar Rp 4,6 triliun dan triwulan II sebesar 2,14 triliun.
Ida menyampaikan realisasi ini lebih rendah dari proyeksi awal yang direncanakan sebesar Rp 6,93 triliun, terdiri dari subsidi diskon listrik triwulan I Rp 4,63 triliun dan triwulan II sebesar Rp 2,30 triliun.
"Realisasi anggaran stimulus sektor ketenagalistrikan sampai dengan Juni sebesar Rp 6.745,96 miliar (Rp 6,75 triliun)," ujarnya.
Dia merinci, realisasi subsidi untuk program stimulus listrik pada semester I ini terdiri dari subsidi untuk diskon tarif pelanggan rumah tangga berdaya 450 VA dan 900 VA, bisnis kecil dan industri kecil Rp 5,39 triliun.
Lalu bantuan untuk pembebasan rekening minimum dan biaya beban atau abonemen untuk pelanggan industri, bisnis, dan sosial sebesar Rp 1,35 triliun.
Dia menyebut pelaksanaan pemberian stimulus sampai dengan semester I 2021 berjalan dengan baik. Meski demikian, pemerintah dan PLN akan terus melakukan perbaikan dalam penyaluran.
"Namun pemerintah dan PLN terus melakukan perbaikan dalam penyaluran dan pemberian stimulus tenaga listrik demi ketepatan sasaran penyaluran stimulus tersebut," jelasnya.
Berdasarkan hasil verifikasi atas realisasi stimulus ketenagalistrikan sampai dengan Juni 2021, sisa anggaran stimulus diskon tarif sebesar Rp 280,13 miliar dan kekurangan anggaran pembebasan rekening minimum, biaya beban, dan abonemen sebesar Rp 87 miliar.
Pemerintah telah resmi memperpanjang diskon tarif listrik untuk pelanggan 450 VA dan 900 VA sampai Desember 2021.
Lalu, bagaimana dengan pelanggan non subsidi? Apakah mereka bakal menerima diskon juga?
Mengenai hal ini, Ida mengatakan dari 38 golongan, sebanyak 13 golongan merupakan pelanggan non subsidi. Sebanyak 13 golongan ini mendapatkan stimulus tenaga listrik untuk pembebasan rekening minimum dan biaya abonemen atau beban sebesar 50%.
Diskon rekening minimum 50% ini untuk pelanggan PLN sebagai berikut:
- Golongan Bisnis (B-2/TR 6.600 VA sampai dengan 200 kVA dan B-3/TM di atas 200 kVA).
- Golongan Industri (I-3/TM di atas 200 kVA dan I-4/TT 30.000 kVA ke atas).
"Yang pemakaian energi listriknya di bawah ketentuan rekening minimum (40 jam nyala)," kata Ida.
Hal senada disampaikan Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN (Persero) Bob Saril. Dia menyebut untuk tarif non subsidi pemerintah memberikan stimulus dengan memberikan potongan 50% pengurangan biaya beban atau abonemen dan rekening minimum.
"Sesuai penyampaian Ibu Ida, untuk tarif non subsidi, pemerintah memberikan stimulus dengan memberikan potongan 50% pengurangan biaya beban dan rekening minimum."
PT PLN (Persero) mengajak masyarakat untuk melakukan catat meter secara mandiri melalui fitur Swadaya Catat Angka Meter (SwaCam) pada aplikasi PLN Mobile.
Bob Saril mengatakan pencatatan secara mandiri saat pandemi sangat membantu di tengah aturan pembatasan mobilitas masyarakat kala pandemi. Menurutnya terkadang petugas PLN sulit masuk ke beberapa RT dan RW yang melakukan penguncian wilayah (lockdown), sehingga petugas catat meter tidak bisa masuk ke area perumahan tersebut.
Oleh karena itu, PLN mengajak agar masyarakat mau melakukan catat meter secara mandiri.
"Misal lockdown di RT RW gak bisa dimasuki petugas catat meter, kita bisa catat meter sendiri kita gunakan SwaCam," kata Bob.
Bob menyebut, catat meter yang dilakukan secara mandiri sangat mudah dilakukan.
"Kita bisa catat meter sendiri, kita gunakan SwaCam, ini bisa dilakukan. Ini layanan kita mengajak semua, lagi PPKM saat ini stay at home tolong catat meter lewat SwaCam," pintanya.
Di dalam bahan paparannya dijelaskan, ada beberapa macam SwaCam. Pertama, SwaCam versi Whatsapp yang kali pertama diluncurkan ketika pandemi Covid-19 muncul pada 2020 lalu. Karena pembatasan, sehingga petugas tidak bisa melakukan pencatatan meter.
Kedua, SwaCam di aplikasi New PLN Mobile, pengembangan super Apps New PLN Mobile memuat fitur baca meter mandiri. Bob menyebut masyarakat yang melakukan catat meter via SwaCam jumlahnya terus mengalami peningkatan, sejak diluncurkan pada triwulan IV tahun 2020.
Kirim angka stand meter melalui SwaCam ini bisa dilakukan setiap tanggal 24-27 setiap bulannya. Setelah itu, nanti keluar perkiraan angka tagihan listriknya.
"Saya bisa jamin petugas catat meter catat seperti biasa, kecuali di tempat-tempat lockdown, kita kasih tahu RT setempat dan minta tolong masyarakat lakukan pembacaan mandiri," jelasnya.